dc.description.abstract | Burnout merupakan kondisi kelelahan emosional, depersonalisasi, dan
penurunan prestasi pribadi. Burnout pada guru menyebabkan masalah negatif
secara global di bidang pendidikan. Kelelahan emosional banyak dialami guru
sekolah dasar. Burnout pada guru sekolah dasar dapat terjadi karena banyaknya
tugas dan tekanan sehingga guru mengalami beban kerja mental. Guru wanita
lebih berisiko terhadap burnout akibat peran ganda yang dijalankan yaitu sebagai
guru dan ibu rumah tangga. Berdasarkan studi pendahuluan pada guru wanita
sekolah dasar di Kecamatan Gresik didapatkan bahwa 18,2% guru mengalami
burnout rendah, 42,4% burnout sedang, dan 39,4% burnout tinggi. Tingginya
burnout pada guru wanita disebabkan karena banyak tugas yang menyita waktu,
pekerjaan yang membosankan, guru dihadapkan pada siswa yang tidak mau
mengerjakan tugas, serta sulitnya membagi waktu antara pekerjaan dengan
keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konflik peran
ganda dan beban kerja mental dengan kejadian burnout pada guru wanita sekolah
dasar di Kecamatan Gresik.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan pendekatan
kuantitatif dan desain penelitiannya cross sectional. Populasi pada penelitian ini
yaitu seluruh guru wanita sekolah dasar di Kecamatan Gresik yang berjumlah
264 guru. Sampel pada penelitian ini yaitu 101 guru wanita yang ditentukan
menggunakan rumus dari Isaac dan Michael. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan metode propotional random sampling, sehingga melibatkan
22 Sekolah Dasar. Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari usia, konflik
peran ganda, dan beban kerja mental, sedangkan variabel terikatnya yaitu
burnout. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket.
Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari Maslach Burnout Inventory Educators Survey, Work Family Conflict Scale, dan NASA-TLX. Analisis data
dilakukan menggunakan uji korelasi spearman untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat dengan nilai signifikansi sebesar 5%.
Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan bahwa mayoritas responden
berusia >30 tahun dengan persentase sebesar 83,2%. Responden lebih banyak
mengalami burnout tingkat sedang dengan persentase sebesar 48,5% dan masih
terdapat responden yang mengalami burnout tingkat tinggi yaitu sebesar 5%.
Sebagian besar guru wanita mengalami konflik peran ganda sedang dengan
persentase sebesar 59,4% dan masih ditemukan guru wanita yang mengalami
konflik peran ganda tingkat tinggi yaitu sebesar 5%. Sebagian besar guru
memiliki beban kerja mental tingkat sedang dengan persentase sebesar 79,2%
dan selebihnya memiliki beban kerja mental tingkat berat. Hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kejadian
burnout (p-value=0,411). Terdapat hubungan antara konflik peran ganda dengan
kejadian burnout (p-value=0,000) dan arah hubungan antara konflik peran ganda
dengan kejadian burnout bersifat searah. Tidak terdapat hubungan antara beban
kerja mental dengan kejadian burnout (p-value=0,096).
Adapun saran yang diajukan untuk guru wanita Sekolah Dasar di
Kecamatan Gresik yaitu menyusun jadwal pembagian waktu dalam menjalankan
peran ganda serta melakukan relaksasi ringan. Saran untuk kepala sekolah yaitu
diharapkan dapat memberikan pelatihan dan penyuluhan terkait manajemen
waktu dan kompetensi guru, mengevalusi beban kerja guru, serta membuat
kebijakan pelaksanaan relaksasi pada guru. Saran yang diajukan untuk peneliti
selanjutnya yaitu diharapkan melakukan penelitian secara langsung dengan
responden, melakukan penelitian dengan metode dan uji yang berbeda agar bisa
melihat bentuk dan besar pengaruh konflik peran ganda dan beban kerja
terhadap kejadian burnout, serta memperluas cakupan populasi penelitian. | en_US |