| dc.description.abstract | Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah Untuk mengetahui perilaku 
masyarakat yang mempercayai dukun dalam menyelesaikan masalahnya pada 
kehidupan dan untuk mengetahui mengapa masyarakat masih mempercayai dukun 
sebagai penolong dalam penyelesaian masalahnya.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. 
Sumber dalam penelitian ini terdiri dari 8 informan yakni 1 dukun dan 7 
masyarakat yang pergi kedukun. Penggalian data menggunakan penelitian 
observasi, wawancara secara mendalam, dokumentasi dan menggunakan kegiatan kegiatan lain yang dapat menunjang jalannya pengumpulan data dalam penelitian 
ini.
Hasil dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran dukun dalam 
masyarakat yang mempercayainya sebagai penolong dan penyelesaian masalah 
dalam kehidupan mencakup dalam teori Max Weber tindakan sosial. Weber
menemukan bahwa tindakan sosial tidak selalu memiliki dimensi rasional tetapi 
terdapat berbagai tindakan non-rasional yang dilakukan oleh masyarakat, Jadi 
sesuatu yang tidak rasional yang dilakukan oleh masyarakat termasuk dalam 
tindakan individu dalam kaitannya dengan beberapa aspek kehidupan seperti: 
Pertama, Tindakan Sosial Bersifat Rasional. seperti informan RA ia menggunakan 
jasa dukun untuk menjadi kepala kelurahan menurutnya pergi kedukun merupakan 
salah satu usaha agar keinginannya tercapat dan juga untuk menjaga diri dari 
serangan-serangan orang yang tidak menyukainya dalam menjabat sebagai lurah. 
Kedua Tindakan Berorientasi Nilai, EY dalam wawancaranya bahwa banyak 
orang sulit untuk membayarkan hutang kepadanya. Dengan pertimbangan yang 
cukup matang dan kondisi sedang kesulitan uang tanpa pikir panjang EY mengikuti saran dari saudaranya ke dukun untuk memudahkan apa yang sedang ia 
hadapi. Kemudian informan RD juga mengatakan bahwa dukun sangat 
berpengaruh dalam urusan rumah tangganya. Ia memliki masalah pada suaminya 
yang akhir-akhir ini jarang pulang kerumah dan bersikap sangat kasar 
terhadapnya. Ketiga, Tindakan Afektif, informan WR ia kedukun karena ingin 
mendapatkan jodoh atau seorang wanita sebagai pendapingnya. Dengan perasaan 
yang memang sudah putus asa dalam mencari pendamping ia ke dukun atas saran 
dari temannya. informan TD pun juga ke dukun dengan perasaan putus asa akan 
jualannya yang tidak laku dan dirasa di guna-guna orang lain. Ia kemudian pergi 
kedukun untuk meminta pelaris. Keempat, Tindakan Tradisional, informan QU 
dan DA mereka sama-sama percaya dengan dukun sejak kecil dari orang tuanya. 
Pada hasil penelitian ini berdasarkan kepentingannya maka kepercayaan 
masyarakat terhadap dukun dikota Banyuwangi meliputi; kepentingan Ekonomi 
(pedagang), Hubungan yang harmonis (jodoh, kerabatan, teman, pasangan), dan 
Politik (jabatan). Sedangkan penyebab masyarakat mempercayai dukun adalah 
karena faktor budaya masyarakat, dan kurangnya penyerapan nilai dan norma 
keagamaan. | en_US |