Komparasi Karakter Tiga Dimensi Tokoh Suzanna pada film Sundel Bolong dan Suzzanna Bernapas dalam Kubur
Abstract
Film-film Suzanna merupakan film yang sukses di eranya. Sebut saja Sundel Bolong (1981), salah satu film horornya yang dianggap sebagai film pertama yang telah mempopulerkan mitos sundel bolong. Akting Suzanna selalu mampu menyihir para penontonnya kala itu meski dengan efek seadanya, terutama tatapan mata saat melotot dan tertawa cekikikannya, hingga dialog “Bang, sate Bang, 200 tusuk” dalam film Sundel Bolong yang terbayang hingga sekarang membuatnya menjadi ikon paling fenomenal dalam perfilman horor di Indonesia. Film Suzzanna Bernapas dalam Kubur (2018) merupakan film horor yang dibuat untuk mengenang masa kejayaan Suzanna, sekaligus sebagai sarana nostalgia bagi penonton yang masih ingin menyaksikan kembali aktingnya. Film ini menjadi menarik karena nama besar Suzanna sebagai Ratu Horor Indonesia sudah menjadi magnet tersendiri untuk menarik banyak penonton, ditambah dengan pihak Soraya Films yang ‘menghidupkan kembali’ sosok Suzanna pada diri aktris Luna Maya sebagai karakter tokoh utamanya dengan menggambarkan bentuk fisik Suzanna asli saat masih muda.
Hal tersebut menarik untuk dikaji sebagai objek penelitian karena tokoh utama yang memerankan Suzanna dalam film Suzzanna Bernapas dalam Kubur merupakan kunci utama dalam menentukan keberhasilan film, sehingga penelitian ini mengkaji perbandingan kedua tokoh Suzanna pada film Sundel Bolong dan Suzzanna Bernapas dalam Kubur melalui persamaan dan perbedaan karakter tiga dimensi dan ciri khususnya. Penulis memfokuskan pada satu judul film milik mendiang Suzanna berjudul Sundel Bolong (1981) sebagai objek pembanding pada penelitian karena berdasarkan narasinya, penulis melihat film Suzzanna Bernapas dalam Kubur banyak mengambil beberapa elemen yang ada pada film
Sundel Bolong meskipun ada beberapa sisipan adegan yang mewakili judul-judul film milik Suzanna lain walau porsinya tidak terlalu banyak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakter tiga dimensi dan ciri khusus pada masing-masing tokoh Suzanna dalam film, serta apa saja persamaan dan perbedaan yang dimiliki kedua tokoh berdasarkan karakter tiga dimensi dan ciri khususnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi komperatif. Data dianalisis menggunakan karakter tiga dimensi milik Lajos Egri yang meliputi dimensi fisiologi, sosiologi, dan psikologi; serta ciri khusus tokoh milik Lutters yang meliputi ciri khusus fisik dan kelakuan tokoh. Kedua teori ini digunakan untuk melihat karakter dan menjelaskan perbandingan antara tokoh Suzanna pada film Sundel Bolong dan Suzzanna Bernapas dalam Kubur. Teori karakter tiga dimensi mengacu pada penciptaan karakter tokoh yang ketiga dimensinya saling berhubungan dan membentuk karakter tokoh seperti halnya manusia, dan juga dianggap penulis sebagai hal yang mendasar untuk menciptakan dan meniru sebuah karakter tokoh, sehingga teori ini relevan digunakan sebagai acuan untuk melihat dan menjelaskan perbandingan tokoh Suzanna pada kedua film.
Hasil penelitian menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan karakter tiga dimensi antara tokoh Suzanna pada film Sundel Bolong dan Suzzanna Bernapas dalam Kubur. Persamaan meliputi dimensi fisiologi, dimensi sosiologi, dimensi psikologi, ciri khusus fisik, dan ciri kelakuan tokoh Suzanna, sedangkan perbedaannya terdapat pada dimensi fisiologi, sosiologi, dan ciri kelakuan tokoh Suzanna. Tokoh Suzanna dalam film Suzanna Bernapas dalam Kubur mampu menggambarkan kembali sosok Suzanna melalui aktingnya yang apik dan bentuk fisik Suzanna asli saat masih muda, namun tetaplah terdapat persamaan dan perbedaan antara keduanya pada film karena menghidupkan kembali sosok yang sudah menjadi ikon horror dalam perfilman Indonesia tidaklah mudah, terlebih tokoh Suzanna dalam setiap filmnya telah menjadi sosok fenomenal di masyarakat