Intensi dalam Melakukan Bantuan Hidup Dasar pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Abstract
Henti jantung biasanya merupakan peristiwa mendadak dan apabila tidak
segera mendapatkan pertolongan maka kematian tidak dapat dihindari. Oleh
karena itu salah satu kunci pertolongan pertama sebelum kedatangan petugas
kesehatan adalah memberikan pertolongan bantuan hidup dasar (BHD).
Sedangkan pada bystander yang telah diberikan pelatihan bantuan hidup dasar
hanya dilakukan pada 35% kasus henti jantung. Hal ini menunjukkan bahwa
pelatihan BHD saja mungkin tidak cukup dalam meningkatkan pertolongan pada
korban out of hospital cardiac arrest (OHCA).
Kecenderungan individu untuk berperilaku sebagai bystander BHD juga
dipengaruhi oleh intensi, rendahnya intensi menjadi bystander BHD akan
membuat individu tidak mau melakukan pertolongan. Sebagai bagian dari
masyarakat, mahasiswa turut memiliki tanggung jawab terhadap permasalahan
kegawatdaruratan terutama sebagai bystander korban OHCA. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui gambaran intensi dalam melakukan bantuan hidup
dasar pada mahasiswa sarjana keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Jember.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian sebanyak 236 orang
dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan purposive
sampling yang menggunakan instrument intensi melakukan bantuan hidup dasar
(BHD). Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis
univariat. Penelitian menunjukkan bahwa intensi dalam melakukan bantuan hidup
dasar (BHD) pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember
memiliki rerata 60,89 dalam rentang skala 11-77. Indikator intensi BHD yang
tertinggi adalah sikap dengan nilai 19,75 dalam rentang skala 3-21 dan yang
paling rendah adalah kemampuan kontrol dengan nilai 8,82 dalam rentang skala
2-14. Sehingga menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Jember memiliki nilai intensi yang cenderung mendekati
nilai maksimal kuisioner intensi BHD. Intensi diasumsikan sebagai faktor
motivasional yang mempengaruhi perilaku, merupakan indikator seberapa keras
seseorang mau mencoba, seberapa besar upaya yang direncanakan seseorang
untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai variabel intensi dalam
melakukan bantuan hidup dasar pada mahasiswa sarjana keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Jember mendekati nilai maksimal kuisioner dalam
rentang nilai 11-77. Oleh karena itu mahasiswa keperawatan perlu
mempertahankan intensinya agar dapat memberikan pertolongan dengan optimal
ketika dibutuhkan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1531]