Strategi Coping Stres Kerja pada Guru Sekolah Luar Biasa Negeri Jember
Abstract
Stres kerja merupakan kondisi ketegangan yang dapat mempengaruhi fisik, emosi dan proses berfikir pekerja yang disebabkan oleh ketidaksesuaian antara tuntutan pekerjaan, kapasitas diri dan lingkungan kerja. Guru SLB merupakan salah satu profesi yang rentan mengalami stres kerja apabila tidak dilakukan manajemen stres kerja dengan baik. Guru SLB dituntut untuk mempunyai kesabaran yang tinggi dalam mengajar anak didiknya yang memiliki kebutuhan khusus. Selain itu, tugas dan beban kerja guru SLB lebih sulit jika dibandingkan dengan guru sekolah biasa. Salah satu upaya untuk menanggulangi stres kerja adalah dengan melakukan coping stres. Terdapat dua strategi coping stres yang dapat dilakukan yaitu strategi coping stres yang berfokus pada penyelesaian masalah dan strategi coping stres yang berfokus pada emosional. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi coping stres kerja pada guru SLB Negeri Jember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada rentang bulan maret sampai dengan bulan april 2021. Informan dalam penelitian berjumlah delapan orang yaitu satu informan kunci, lima informan utama dan dua informan tambahan. Pengambilan data menggunakan lembar observasi, dokumentasi dan panduan wawancara mendalam dengan pertanyaan terkait sumber stres kerja, gejala stres kerja serta strategi coping stres kerja yang dilakukan informan. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu transkrip data, coding data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi sumber dan triangulasi
metode. Uji dependabilitas dalam penelitian ini dilakukan oleh pembimbing untuk mengevaluasi proses penelitian yang dilakukan oleh penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber stres (stressor) dari faktor individu berasal dari informan yang berjenis kelamin perempuan dan tingkat pendidikan yang tidak sesuai pekerjaan. Sumber stres (stressor) yang berasal dari faktor organisasi berasal dari faktor pekerjaan yaitu tuntutan tugas di luar jam mengajar yang melebihi kapasitas diri informan, murid yang sedang tantrum dan sikap orang tua yang tidak dapat menerima kondisi anaknya. Stressor dari faktor individu dan faktor organisasi dapat menyebabkan informan mengalami ketegangan yang ditunjukkan melalui gejala fisik dan gejala psikologis dari stres kerja. Gejala fisik yang dialami informan yaitu sakit kepala/ pusing, asam lambung naik dan hipertensi. Adapun gejala psikologis yang dialami yaitu informan mudah marah, cemas, khawatir dan sering menangis. Terdapat dua strategi coping stres kerja yang dilakukan informan yaitu Strategi coping yang berfokus pada masalah dan strategi coping yang berfokus pada emosional. Strategi coping yang berfokus pada masalah dilakukan oleh informan yang mengalami stres kerja sedang dengan membuat perencanaan pemecahan masalah, sedangkan informan yang mengalami stres kerja ringan mencari dukungan sosial. Stategi coping yang berfokus pada emosional dilakukan oleh informan yang mengalami stres kerja sedang dan ringan dengan memberikan penilaian positif terhadap masalah dengan cara bersyukur, mengambil hikmah disetiap permasalahan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menerima tanggung jawab sebagai seorang guru Sekolah Luar Biasa.
Saran yang dapat diberikan kepada SLB Negeri Jember diharapkan dapat bekerja sama dengan lintas sektor kesehatan terdekat untuk menyediakan pelayanan konseling guna meminimalisir stres kerja dan meningkatkan kesehatan psikologi guru SLB Negeri Jember. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan komponen yang belum diteliti yaitu terkait produktivitas kerja guru setelah dilakukan strategi coping stres kerja.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]