Optimasi Pola Operasi Waduk Pb Soedirman Mrica Banjarnegara Menggunakan Algoritma Genetika
Abstract
Waduk PB Soedirman Mrica Banjarnegara merupakan waduk multifungsi yang
terletak di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Waduk
PB Soedirman pertama kali digenangi pada tahun 1988 dengan umur rencana waduk 50
tahun. Tujuan utama waduk PB Soedirman adalah untuk memanfaatkan sumber energi
alam air aliran Sungai Serayu guna menggerakan tiga unit turbin pembangkit listrik. Selain
menghasilkan tenaga listrik, waduk PB Soedirman juga dimanfaatkan untuk obyek wisata
dan irigasi. Dalam produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), bendungan
atau waduk menjadi salah satu infrastruktur utama yang harus tetap terpelihara dengan
baik. Selaras dengan upaya-upaya perbaikan yang sedang dilakukan untuk mengatasi
pendangkalan waduk, produksi listrik harus tetap berjalan dengan baik guna memenuhi
kebutuhan listrik di Indonesia, sehingga dibutuhkan suatu pedoman pola operasi waduk
agar waduk bisa memenuhi fungsinya secara optimal.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode optimasi menggunakan
algoritma genetika dengan bantuan software Matlab. Data-data yang digunakan merupakan
data sepuluh tahun terakhir (2010-2020) meliputi inflow waduk, kebutuhan waduk, volume
tampungan efektif, data teknis, dan pola operasi waduk. Data-data tersebut berfugsi sebagai
input dalam memodelkan pola operasi waduk eksisting dan mengoptimasi menggunakan
algoritma genetika dengan software Matlab.
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yang pertama adalah perencanaan
pra-lapangan yang berupa identifikasi lokasi dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan. Selanjutnya dilakukan analisis data guna mengetahui karakteristik waduk dan
pola operasi waduk yang digunakan. Hingga tahun 2021, waduk PB Soedirman
menggunakan pola operasi waduk metode simulasi dengan output berupa target elevasi
setiap bulannya. Dalam sepuluh tahun terakhir (2010-2020) terjadi kehilangan kapasitas
tampungan efektif sebesar 38,42% sehingga menyebabkan elevasi minimum operasi waduk
berubah dari 224,5 m menjadi 227,5 m.
Tahap selanjutnya yaitu penyusunan pola operasi waduk berdasarkan metode
simulasi sesuai dengan instruksi kerja PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan
(UBP) PB Soedirman Mrica (IK.MRC.04.01.11). Diawali dengan pengumpulan inflow
historis sejak tahun 1988 hingga 2020, kemudian dilakukan analisa frekuensi standar
besaran inflow untuk mengetahui jenis tahun. Hasil analisa frekuensi menunjukkan bahwa
tahun kering terjadi pada tahun 2014, 2015, 2019, tahun normal terjadi pada tahun 2011,
2012, 2013, 2018, 2020, dan tahun basah terjadi pada tahun 2016, 2017, 2010 yang
kemudian disesuaikan dengan prakiraan musim BMKG dimana menunjukan hasil yang
relatif sama sehingga dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya. Tahap selanjutnya dilakukan
penentuan nilai inflow minimal dan maksimal yang diperoleh dari rata-rata inflow bulanan
historis tahun 1988 hingga tahun berjalan yang kemudian digunakan sebagai acuan
penentuan elevasi tengah bulan dengan ketentuan bahwa elevasi terendah digunakan untuk
inflow maksimum agar waduk bisa menampung air sebanyak-banyaknya dan elevasi
tertinggi digunkan untuk inflow terkecil untuk menjaga beda tinggi (head) PLTA tetap
terpenuhi. Kemudian dilakukan penentuan elevasi harian dengan metode interpolasi
sehingga didapat grafik pola operasi (target level) waduk sepuluh tahun terakhir (2011-
2020).
Dari penyusunan sepuluh grafik pola operasi (target level) waduk, didapati tahun
2019 merupakan tahun kering dengan rata-rata inflow terkecil (62,72 m³/det) dan pengaruh
kuat El-Nino. Pada tahun kering waduk cenderung memiliki potensi tidak maksimalnya
pemenuhan kebutuhan waduk dibandingkan ketersediaan, sehingga dilakukan optimasi pola
operasi waduk pada tahun 2019. Optimasi diawali dengan penentuan variabel-variabel
keputusan yaitu inflow waduk, kebutuhan irigasi, kebutuhan PLTA, dan elevasi waduk.
Fungsi tujuan dari optimasi ini adalah memaksimalkan tampungan pada akhir periode 2019
dengan menggunakan persamaan dasar waduk. Terdapat 5 batasan dalam optimasi sesuai
dengan batas minimum dan maksimum setiap variabel. Kemudian fungsi model dan juga
batasan dimasukan dalam list programming Matlab dengan parameter algoritma genetika
yang telah ditentukan diperoleh bahwa volume tampungan waduk pada akhir tahun 2019
dapat mencapai optimum sebesar 22.526.011 m³ yang memberikan peningkatan kapasitas
tampungan waduk sebesar 6,42% . Setelah didapat grafik elevasi waduk optimasi, dapat
diketahui nilai reliabilitas waduk simulasi terhadap kebutuhan PLTA dan irigasi masingmasing
41,67% dan 100% sedangkan nilai reliabilitas waduk optimasi terhadap kebutuhan
PLTA dan Irigasi masing-masing adalah 66,67% dan 75%. Optimasi pola operasi waduk
menggunkan algoritma genetika dapat mengoptimasi potensi income waduk untuk PLTA
sebesar 34,59%, untuk irigasi sebesar 10,56% dan untuk keduanya sebesar 35,41%.
Sehingga pola operasi waduk menggunakan metode optimasi dengan algoritma genetika
member hasil lebih optimal.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]