Faktor Risiko Keluhan Musculoskeletal Disorders (Msds) Pada Pembuat Gula Kelapa di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember
Abstract
Pekerja sektor informal tidak dituntut memiliki keterampilan khusus dan
berpendidikan tinggi sehingga pekerja sektor informal kurang memiliki kesadaran
dan pengetahuan tentang bahaya di lingkungan kerja sehingga sering berisiko
terhadap kesehatan dan keselamatan kerjanya. Gangguan kesehatan yang sering
muncul pada pekerja sektor informal adalah Musculoskeletal Disorders (MSDs).
MSDs adalah adalah gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan karena
otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam jangka waktu
yang lama dan akan menyebabkan keluhan pada sendi, ligamen, dan tendon. Salah
satu sektor informal adalah para pembuat gula kelapa di Desa Lojejer Kecamatan
Wuluhan Kabupaten Jember. Para pembuat gula kelapa lebih sering melakukan
pekerjaan dengan cara duduk membungkuk dan menggunakan kedua tangan untuk
melakukan pengadukan. Hal ini dilakukan secara terus menerus dan dapat
mengakibatkan gangguan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor risiko keluhan Musculoskeletal Disorders
(MSDs) pada pembuat gula kelapa. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian analitik observasional dan rancangan studi cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember. Sampel pada penelitian ini adalah pembuat gula kelapa yang berjumlah 46
orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik simple cluster sampling.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah faktor individu (usia, jenis kelamin, masa
kerja, IMT dan kebiasaan olahraga), faktor pekerjaan (postur kerja dan durasi) dan
faktor lingkungan (suhu). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs). pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik wawancara menggunakan kuesioner, NMQ untuk mengetahui
keluhan Musculsokeletal Disorders dan observasi menggunakan metode REBA.
Penelitian ini menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden berusia >35
tahun, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, mayoritas masa kerja
responden yaitu >4 tahun, mayoritas Indeks Massa Tubuh responden dalam
keadaan normal, dan mayoritas responden tidak melakukan olahraga. Postur kerja
responden berisiko tinggi mengalami keluhan Musculoskeletal Disorders dan
responden melakukan pekerjaan selama 8 jam, durasi responden saat melakukan
aktivitas yang diteliti yaitu 1-2 jam dan suhu lingkungan di tempat kerja mayoritas
>30oC. Berdasarkan hasil penilaian keluhan pada responden sebagian besar
responden mengalami keluhan pada bagian bahu kiri, bahu kanan, lengan atas kiri,
lengan atas kanan, betis kiri dan betis kanan. Berdasarkan hasil analisis data
menggunakan uji statistik menunjukkan bahwa untuk faktor individu, umur (p value = 1,000 ), jenis kelamin (p-value = 1,000), Indeks Masa Tubuh (p-value =
0,680), masa kerja (p-value = 0,130) dan kebiasaan olahraga (p-value = 1,000 )
tidak memiliki hubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders. Faktor
pekerjaan yang memiliki hubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders
adalah postur kerja pada proses pengadukan (p-value = 0,005), pada proses
pencetakan (p-value = 0,033) dan durasi (p-value = 0,390) tidak memiliki hubungan
dengan keluhan Musculoskeletal Disorders. Faktor lingkungan suhu (p-value =
0,056 ) tidak memiliki hubungan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders.
Saran yang dapat diberikan adalah Dinas Kesehatan membentuk Pos UKK
(Upaya Kesehatan Kerja) yang aktif untuk memberikan edukasi tentang perbaikan
postur kerja yang ergonomis dan lingkungan kerja. Kemudian dapat mengadakan
senam ergonimis satu minggu sekali dan membuat SOP (Standard Operating
Procedure) tentang peregangan otot. Bagi pekerja dapat memperbaiki bahwa tinggi
wajan dan meja pencetakan harus selaras dengan tempat duduk yang harus
disesuaikan dengan tinggi siku. Bagi peneliti selanjunya dapat meneliti proses
pembuatan gula mulai dari pengambilan nira hingga proses pembuatan gula kelapa
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]