Show simple item record

dc.contributor.authorSUNTARI, Debi
dc.date.accessioned2022-06-28T02:20:31Z
dc.date.available2022-06-28T02:20:31Z
dc.date.issued2021-05-25
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107967
dc.description.abstractNeem gum merupakan eksudat dari batang tanaman Azadirachta indica. Tanaman ini berasal dari India, tetapi telah menyebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Tanaman ini mudah ditemukan di Baluran, Banyuwangi, Jawa Timur dan sekitarnya. Gum yang dihasilkan tanaman ini memiliki keistimewaan dengan banyak kandungan senyawa aktifnya. Namun, masyarakat belum memanfaatkannya secara maksimal. Kandungan utama dari senyawa ini yaitu polisakarida nonpati yang tersusun dari monosakarida seperti L-arabinosa, L-fukosa, D-galaktosa, D asam glukorionik, glukosa, manosa, dan D-xilosa. Selain itu, neem gum juga mengandung protein, NaCl, KCl, salvadoura, salvadorin, saponin, tanin, vitamin C, silika, resin, asam lemak, dan minyak atsiri. Polisakarida sendiri merupakan senyawa yang berpotensi dijadikan sebagai bahan pangan fungsional. Bahan pangan fungsional merupakan makanan yang saat ini banyak diminati masyarakat karena fungsinya yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga meningkatkan dan memelihara kesehatan contohnya prebiotik. Salah satu manfaatnya yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri patogen enterik. Bakteri yang sering menyebabkan masalah pencernaan yaitu Salmonella Typhimurium. Bakeri penyakit salmonellosis ini merupakan penyebab terbanyak dari keracunan makanan atau biasa disebut gastroenteritis. Kasus yang telah dilaporkan sebanyak 93,8 juta kejadian dengan kematian mencapai 155.000. Terjadinya demam salmonellosis mencapai 800- 100.000 kasus per tahun di Indonesia. Orang dengan penyakit kekebalan tubuh yang lemah tingkat kematian mencapai >25%. S. Typhimurium mampu bertahan dan menetap di tubuh manusia. Kasus kekambuhan terjadi pada 5% populasi yang terkenan infeksi bakteri ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas pemberian larutan neem gum secara in vitro pada viabilitas bakteri Salmonella Typhimurium. Metode penelitian dilakukan secara in vitro dengan perhitungan viabilitas bekteri menggunakan MTT assay. Bakteri S. Typhimurium diremajakan dalam media agar terlebih dahulu. Selanjutnya, bakteri yang telah membentuk koloni dibiakkan dalam media broth menjadi suspensi. Densitas bakteri yang masuk ke dalam wellplate yaitu sebesar 0,5 Mcfarland atau 1x108 CFU/ml. Bakteri diadaptasikan ke dalam sumuran selama 24 jam kemudian larutan neem gum dengan tiga konsentrasi yaitu 5% (b/v), 10% (b/v), dan 20% (b/v) dipaparkan. Inkubasi kembali selama 24 jam dalam keadaan anaerob suhu 37oC. Setelah inkubasi selesai, viabilitas bakteri S. Typhimurium dihitung dengan MTT assay. MTT reagent ditambah ke dalam masing-masing sumuran. Inkubasi kembali selama tiga jam untuk membiarkan reaksi reduksi terjadi. Kemudian, MTT solvent melarutkan kristal formazan sekaligus sebagai stop reaction. Absorbansinya dihitung dalam ELISA reader pada panjang gelombang 595 nm setelah terjadi perubahan warna menjadi ungu/biru tua atau warna gelap. Nilai absorbansi yang didapat dimasukan ke dalam rumus untuk mengetahui persentase viabilitas bakteri. Hasil dari penelitian ini menunjukan besar viabilitas bakteri S. Typhimurium pada tiga konsentrasi larutan neem gum yang berbeda yaitu 80,73% pada konsentrasi neem gum 5%, 69,58% pada konsentrasi neem gum 10%, dan 52,45% pada konsentrasi neem gum 20%. Produk prebiotik komersial berupa 10% inulin menghasilkan nilai viabilitas sebesar 69,58%. Hasil tersebut menunjukan nilai viabilitas perlakuan lebih kecil dari pada kelompok kontrol negatif yang bernilai 100% dan tidak diberi perlakuan apapun. Hasil uji beda menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan di seluruh kelompok. Uji perbedaan Mann Withney menunjukan perbedaan yang signifikan terdapat pada K- dengan semua kelompok perlakuan dan P 5% dengan P 20%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu aktivitas larutan neem gum secara in vitro menunjukan adanya potensi untuk menurunkan viabilitas bakteri Salmonella Typhimuriumen_US
dc.description.sponsorshipDr. drg. Zahreni Hamzah, MS. ; Dosen Pembimbing Dr. drg. Ari Tri Wanodyo Handayani, M.Kes.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectNEEM GUMen_US
dc.subjectAZADIRACHTA INDICAen_US
dc.subjectBAKTERIen_US
dc.subjectSALMONELLA ENTERICA SER TYPHIMURIUMen_US
dc.subjectIN VITROen_US
dc.titleAktivitas Larutan Neem Gum (Azadirachta Indica) Terhadap Viabilitas Bakteri Salmonella Enterica Ser Typhimurium (Secara in Vitro)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record