dc.description.abstract | Olahraga dalam perkembangannya membuat banyak perubahan bagi dunia,
dari sebuah aktivitas manusia berubah menjadi suatu profesi/pekerjaan di era
modern. Bahkan olahraga telah menjadi barometer baru dalam studi hubungan
internasional. Terbentuknya Olimpide modern tidak lepas dari peran Piere de
Coubertin dalam menghidupkan kembali Olimpiade kuno. IOC yang menaungi
Olimpiade modern mempunyai filosofi kehidupan (Olympism), yang menghasilkan
Olympic Movement. Nilai-nilai Olimpisme yang terdapat pada Gerakan Olimpis
bertujuan untuk mempromosikan perdamaian melalui olahraga dan Olimpiade.
Salah satu kontribusi IOC dalam perdamaian dunia dapat dibuktikan dengan
penerapan dari Olympic Truce atau gencatan senjata dalam Olimpiade, yang pada
kasus milik Korea Utara dan Korea Selatan digunakan sebagai bentuk perdamaian
di dalam Olimpiade. Hal ini karena sejak terpecahnya Semenanjung Korea hingga
kedua negara Korea merdeka tidak pernah membaik. Terlebih lagi disaat Perang
Korea pecah, intensitas dari hubungan kedua negara Korea meningkat hingga saat
ini. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh kedua negara Korea dan pihak ketiga
yang ikut membantu dalam hal reunifikasi Korea, tidak dapat membuahkan hasil
yang lebih baik. Namun IOC pada momen Olimpiade Musim Dingin 2018 di
Pyeongchang berhasil membuat kedua negara Korea bersatu kembali walaupun
lewat suatu Olimpiade. Peristiwa ini menarik untuk dikaji oleh penulis, karena pada
kenyataanya lewat suatu Olimpide, Kedua negara Korea mampu menjalin
hubungan yang baik dengan cara membentuk sebuah tim kesatuan Korea untuk
pertama kalinya, sejak pecahnya Perang Korea.
Tujuan dari penelitian ini, ditujukan untuk melihat bagaimana peran IOC
dalam upaya perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan di dalam Olimpiade.
Pasalnya IOC Sebagai organisasi internasional yang bergerak di dalam Olimpiade, mampu berupaya untuk mendukung perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan
pada ajang Olimpiade. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan data sekunder. Penulis juga
melakukan analisis data yang diperoleh dari berbagai sumber yang sudah penulis
kumpulkan terkait dari peran IOC dalam perdamaian yang dilakukannya terhadap
kedua negara Korea Utara dan Korea Selatan dengan menggunakan konsep
perdamaian, dan teori pendekatan resolusi konflik peacemaking milik Johan
Galtung.
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, untuk melihat peran IOC
dalam upayanya pada perdamaian bagi Korea Utara dan Korea Selatan di dalam
Olimpiade, harus dilihat dari pendekatan resolusi konflik peacemaking milik Johan
Galtung. Pendekatan resolusi konflik tersebut berupa; Incompatibility,
Compromise, Multilateralization, Integration yang ditekankan oleh IOC pada
setiap Olimpiade yang diikuti kedua negara Korea. Pada prosesnya IOC juga selalu
menekankan pernyataannya kepada kedua negara tentang suatu persatuan dalam
Olimpiade, yang mana hal ini merupakan usaha diplomatik IOC terhadap
perdamaian kedua negara Korea. Dalam mewujudkan perdamaian Korea Utara dan
Korea Selatan pada kenyataanya membutuhkan proses hingga bertahun-tahun
dengan proses yang berkesinambungan sesuai dari teori peacemaking Johan
Galtung. Tentu dalam setiap proses resolusi konflik, harus selalu dilakukan secara
terus-menerus dengan melibatkan pihak tambahan sehingga pada akhirnya usaha
IOC tersebut bisa tercapai di dalam Olimpiade Musim Dingin tahun 2018 di
Pyeongchang, Korea Selatan | en_US |