Pengembangan Model Pembelajaran Sprider Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Ipa Smp
Abstract
Dunia pendidikan saat ini sedang menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, 
dimana menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan abad 21 yakni 
keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif serta komunikatif. Sejalan dengan hal 
tersebut, pendidikan di Indonesia bertujuan tidak hanya untuk mempersiapkan 
keterampilan abad 21 saja, tetapi juga untuk mempersiapkan peserta didik menjadi 
pribadi dan warga negara beriman. Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah 
melalui penggunaan model SPRIDER dalam pembelajaran IPA.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran 
SPRIDER yang valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir 
kritis dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA SMP. Penelitian ini 
merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) yang 
menghasilkan produk model pembelajaran SPRIDER yang valid, praktis dan efektif 
dengan menggunakan model pengembangan 4D dari Thiagarajan (1974) yang terdiri 
dari tahap 1) define, 2) design, 3) develope, 4) disseminate. Penelitian ini dilakukan 
di SMP Negeri 1 Dringu, SMP Negeri Tegalsiwalan 1, SMP Al-Baitul Amin dan 
SMP Negeri 3 Situbondo.
Model pembelajaran Stimulation, Problem orientation, Reading, 
Investigation, Discussion, Evaluation, Religious Integration (SPRIDER) merupakan 
model pembelajaran yang memadukan model pembelajaran berbasis masalah dengan 
menggunakan pendekatan STEM terintegrasi aspek religi. Model pembelajaran 
SPRIDER bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil 
belajar peserta didik pada pembelajaran IPA SMP. 
Sintakmatik model pembelajaran SPRIDER terdiri dari 6 langkah, langkah
pertama yakni stimulation, peserta didik mengamati tayangan atau gambar yang 
behubungan dengan materi disertai dengan ayat-ayat dalam kitab suci atau hadist 
dengan harapan agar peserta didik termotivasi untuk mempelajari materi, langkah 
kedua adalah problem orientation, peserta didik dihadapkan pada permasalahan yang 
harus dipecahkan secara berkelompok. Langkah ketiga reading, peserta didik 
membaca materi dari berbagai sumber yang relevan untuk mempersiapkan 
investigasi. Langkah keempat investigation, peserta didik melaksanakan 
penyelidikan untuk mengembangkan solusi dari permasalahan dan mengumpulkan 
data dengan menggunakan pendekatan STEM. Langkah kelima adalah discussion, 
peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menganalisis pemecahan 
masalah dan tahap keenam adalah evaluation, peserta didik mempresentasikan hasil 
diskusi kelompok dalam diskusi kelas serta menyusun kesimpulan dihubungkan 
dengan kebesaran Tuhan.
Hasil penelitian dan pembahasan mengenai model pembelajaran SPRIDER 
meliputi hasil validasi, hasil kepraktisan dan hasil keefektifan. Hasil validasi buku 
panduan model pembelajaran SPRIDER sebesar 95,18% termasuk dalam kategori 
sangat valid. Hasil validasi silabus sebesar 95,83% termasuk dalam kategori sangat 
valid. Hasil validasi RPP sebesar 96,51% termasuk dalam kategori sangat valid. Hasil 
validasi soal pre-test dan post-test sebesar 97,50% termasuk dalam kategori sangat 
valid. Hasil validasi instrumen keterampilan berpikir kritis sebesar 91,67% termasuk 
dalam kategori sangat valid. Didapatkan rerata hasil validasi produk keseluruhan 
oleh ahli dan pengguna sebesar 95,75% dengan kategori sangat valid, sehingga 
model pembelajaran SPRIDER layak digunakan sebagai alternatif model 
pembelajaran IPA di kelas.
