Prarancangan Pabrik Anhydrous Ethanol Dari Tetes Tebu
Abstract
Di Indonesia, kebutuhan akan minyak bumi semakin meningkat yang
disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat pada
setiap tahunnya. Secara ilmiah, penggunaan kendaraan yang semakin meningkat
akan menyebabkan menurunnya cadangan minyak bumi sebagai bahan bakar
minyal (BBM) akibat dari penurunan produksi minyak nasional. Etanol dengan
bahan baku tetes tebu adalah produk bioetanol yang merupakan bahan bakar nabati
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar subtitusi BBM dengan digunakan
sebagai bahan bakar pencampuran dengan bensin, selain itu dapat digunakan
sebagai bahan penggganti minyak tanah.
Anhydrous ethanol merupakan etanol dengan tingkat kemurnian minimal
99,5%. Bioetanol dengan tingkat kemurnian yang tinggi (>99,5%) dapat digunakan
sebagai bahan bakar. Mempertimbangkan hal-hal di atas maka akan sangat
memungkinkan untuk mendirikan pabrik etanol anyhdrous di Indonesia. Dengan
tujuan pendirian pabrik yaitu untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap
bahan bakar minyak, mendorong berdirinya pabrik baru untuk mengurangi nilai
impor yang semakin meningkat setiap tahunnya, dan membuka lapangan kerja baru
bagi masyarakat, sehingga mengurangi angka pengangguran, serta dapat
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi bioetanol di Indonesia.
Pabrik direncanakan didirikan di Kediri, Jawa Timur dengan kapasitas 50.000
ton/tahun. Proses pembuatan etanol anhydrous dari tetes tebu dibagi menjadi empat
tahap yaitu tahap persiapan bahan baku dan bahan pembantu, tahap propagasi, tahap
fermentasi dan tahap pemurnian. Tahap fermentasi dilakukan pada kondisi anaerob,
kemudian hasil dari fermentasi berupa etanol dimurnikan dengan menggunakan
distilasi dan dehidrasi adsorpsi hingga mencapai kemurnian 99,5%. Bahan baku
utama dalam pembuatan etanol anydrous adala tetes tebu yang menghasilkan
produk berupa etanlo dengan produk samping berupa gas karbon dioksida (CO2).
Untuk kapasitas etanol 50.000 ton/tahun atau 151,5 ton bioetanol/hari dibutuhkan
bahan baku molase sebanyak 319175,714 kg molase/hari.
Utilitas merupakan suatu unit penunjang operasional pabrik yang tidak
termasuk dalam unit proses dan unit operasi yang bertugas menyediakan,
mempersiapkan dan mendistribusikan bahan-bahan penunjang operasional pabrik.
Utilitas dalam pabrik etanol anhydrous meliputi Unit Penyediaan dan Pengolahan
Air (Water Supply System), Unit Penyediaan dan Pembangkit Steam (Steam
Generation System), Unit Penyediaan dan Pembangkit Listrik (Power Plant
System), dan Unit Pengolahan Limbah, serta tata letak pabrik.
Bentuk perusahaan pabrik etanol adalah PT (Perseroan Terbatas) yang
beroperasi selama 330 hari dalam satu tahun dengan proses produksi berlangsung
selama 24 jam per hari. Sisa hari selain hari libur digunakan untuk perawatan dan
perbaikan (Shutdown pabrik). Pembagian jam kerja karyawan dibuat menjadi dua
golongan, yaitu karyawan non-shift/harian dan karyawan shift. Hasil analisis
ekonomi dan kelayakan pabrik, ROI sebelum pajak sebesar 41% dan setelah pajak
sebesar 20,3%. POT sebelum pajak sebesar 1,98 tahun dan setelah pajak 3,3 tahun.
BEP sebesar 46%. SDP sebesar 27,8%. DCFR sebesar 9,61%. Dengan demikian,
perancangan pabrik Anhydrous Ethanol dari tetes tebu layak untuk didirikan
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4163]