Show simple item record

dc.contributor.authorZUHRA, Swara Adla
dc.date.accessioned2022-06-28T01:24:19Z
dc.date.available2022-06-28T01:24:19Z
dc.date.issued2022-01-25
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107885
dc.description.abstractSistem imun adalah kumpulan mekanisme kompleks yang terjadi di dalam tubuh sebagai respon terhadap adanya zat asing atau infeksi yang masuk. Ada dua macam sistem imun, yaitu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Kelainan pada sistem imun, seperti penyakit autoimun, gangguan imunodefisiensi, dan reaksi hipersensitivitas disebabkan karena adanya respon imun yang tidak terkontrol. Penyakit tersebut dapat diatasi dengan penggunaan obat-obatan yang memiliki indikasi sebagai imunomodulator. Imunomodulator adalah obat atau substansi yang bekerja dengan cara memodulasi fungsi dan aktivitas dari sistem imun. Ada tiga macam imunomodulator, yaitu imunoadjuvant, imunostimulan, dan imunosupresan. Penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, sehingga menyebabkan pengembangan obat yang berasal dari tumbuhan. Salah satu tanaman yang berpotensi untuk dijadikan sebagai imunomodulator adalah temu giring. Temu giring merupakan tanaman dari genus Curcuma yang mengandung zat aktif kurkumin. Kurkumin telah banyak dilaporkan untuk imunomodulasi yang kuat, antioksidan, antiinflamasi, dan aktivitas antitumor. Selain kurkumin, temu giring juga mengandung banyak senyawa kimia, seperti minyak atsiri, saponin, flavonoid, tanin, amilum, lemak, damar, dan zat warna kuning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas ekstrak etanol temu giring dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB terhadap nilai indeks fagositosis dan jumlah sel leukosit pada mencit yang diinjeksikan karbon. Mencit sebanyak 25 ekor dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yaitu, kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan 3 kelompok uji dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Setiap kelompok diberikan sediaan secara peroral selama 6 hari berturut-turut. Kemudian di hari ke-7, suspensi karbon diinjeksikan secara intravena pada bagian ekor mencit. Darah mencit diambil pada menit ke-5 dan 15 setelah penyuntikan karbon. Darah dilisiskan pada 4 mL asam asetat 1% dan diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Darah pada menit terakhir juga diambil untuk perhitungan jumlah sel limfosit, monosit, dan neutrofil menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 100x. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara peningkatan dosis dengan nilai indeks fagositosis, yaitu semakin besar dosis maka semakin besar pula nilai indeks fagositosis yang dihasilkan. Nilai rata-rata indeks fagositosis pada semua kelompok uji dosis 125, 250, dan 500 mg/kgBB lebih dari satu (IF>1), sehingga menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring memiliki aktivitas imunostimulan. Berdasarkan uji statistik, nilai indeks fagositosis sel makrofag mencit yang diberi ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 500 mg/kgBB memberikan nilai indeks fagositosis paling besar. viii dibandingkan dua dosis lainnya dan berbeda signifikan (p<0,05) dengan kelompok kontrol positif dan kontrol negatif. Perhitungan jumlah sel limfosit, monosit, dan neutrofil pada semua kelompok uji lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol negatif. Berdasarkan uji statistik, jumlah sel limfosit dan monosit darah tepi mencit yang diberi ekstrak etanol rimpang temu giring pada dosis 500 mg/kgBB paling tinggi dibandingkan dua dosis lainnya dan berbeda signifikan (p<0,05) dengan kelompok kontrol positif dan kontrol negatif. Jumlah sel neutrofil tertinggi juga diperoleh dari ekstrak etanol rimpang temu giring dosis 500 mg/kgBB dan berbeda signifikan dengan (p<0,05) kontrol negatif. Peningkatan jumlah sel limfosit, monosit, dan neutrofil pada darah tepi mencit setelah diinjeksikan karbon menunjukkan adanya peningkatan aktivitas fagositosis. Hal ini sebanding dengan peningkatan nilai konstanta dan indeks fagositosis pada metode bersihan karbon, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang temu giring memiliki aktivitas imunostimulan.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. apt. Fifteen Aprila Fajrin, S.Farm., M.Farm. Dosen Pembimbing Anggota : apt. Fransiska Maria Christianty, S.Farm.,M.Farm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectRIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Valeton & Zijp)en_US
dc.subjectMENCITen_US
dc.subjectMETODE BERSIHAN KARBONen_US
dc.subjectIMUNOMODULATOR EKSTRAK ETANOLen_US
dc.titleUji Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Valeton & Zijp) pada Mencit dengan Metode Bersihan Karbonen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record