Pengaruh Model GI-GI (Group Investigation Guided Inquiry) pada Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP
Abstract
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang fenomena-fenomena alam, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalamnya melalui proses pengamatan. Permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran IPA saat ini yaitu rendahnya kualitas pembelajaran, dimana siswa
kurang diberi kesempatan dalam menemukan konsep IPA. Dalam proses
pembelajaran tidak berpusat pada siswa (Student Center Learning) melainkan
pembelajaran berpusat pada guru (Teacher Center Learning). Sehingga tidak
menekankan pada aspek proses yang menyebabkan hasil belajar dan keterampilan
proses sains siswa kurang maksimal. Salah satu konsep materi pada pembelajaran
IPA di SMP yang sulit dipahami yaitu materi pencemaran lingkungan, karena
berhubungan erat dengan kehidupan dan lingkungan siswa. Solusi untuk
mengatasinya yaitu dengan mengubah pendekatan yang pembelajaran berpusat
pada guru ke pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu model
pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model GI-GI (Group
Investigation-Guided Inquiry) yang memungkinkan dapat mengembangkan hasil
belajar dan keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini bertujuan untuk (1)
Mengkaji pengaruh model GI-GI (Group Investigation-Guided Inquiry) terhadap
hasil belajar siswa di SMP, (2) Mengkaji pengaruh model GI-GI (Group
Investigation-Guided Inquiry) terhadap keterampilan proses sains siswa di SMP.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen dan
menggunakan post-test only control group design. Penelitian ini dilaksanakan di
MTs Negeri 11 Banyuwangi pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling area yaitu dipilih berdasarkan pertimbangan guru di MTs Negeri 11 Banyuwangi.
Pembelajaran dilaksanakan secara luring dengan ketentuan mengikuti
pembelajaran di sekolah secara bergantian sesuai dengan nomer urut absen ganjil
dan genap. Siswa dengan nomer urut ganjil dijadikan sebagai kelas eksperimen
dan siswa dengan nomer urut genap dijadikan sebagai kelas kontrol. Teknik
instrument pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
tes. Sedangkan teknik instrumen pendukung antara lain observasi, dokumentasi,
dan wawancara. Kemudian teknik analisis data yang digunakan yaitu uji
Independent Sample T-Test dan uji Mann-Whitney U Test dengan bantuan
software SPSS 24.
Hasil penelitian pada hipotesis yang pertama hasil belajar dalam ranah
kognitif menggunakan uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai Sig. (2-
tailed) pada jalur Equal variances assumed sebesar 0.001 atau Sig. ≤ 0 sehingga
ditolak dan diterima. Sedangkan untuk hasil belajar ranah keterampilan
menggunakan uji Mann-Whitney U Test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar
0.038 lebih kecil dari 0.05 atau (Sig. 2-tailed < 0.05) sehingga ditolak dan
diterima dapat dikatakan bilai rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
terdapat perbedaan. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan model GI-GI
(Group Investigation-Guided Inquiry) berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa di SMP. Selanjutnya menguji hipotesis kedua yaitu keterampilan
proses sains siswa menggunakan uji Independent Sample T-Test diperoleh nilai
nilai Sig. (2-tailed) pada jalur Equal variances assumed sebesar 0.018 atau Sig. ≤
0.05 dapat dikatakan pada kelas eksperimen dan kelas kelas kontrol terdapat
perbedaan, sehingga ditolak dan diterima. Oleh karena itu, pembelajaran
model GI-GI (Group Investigation-Guided Inquiry) berpengaruh signifikan
terhadap keterampilan proses sains siswa di SMP.
Bedasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
(1) Model GI-GI (Group Investigation-Guided Inquiry) berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar siswa di SMP, (2) Model GI-GI (Group Investigation Guided Inquiry) berpengaruh signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa
di SMP.