KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TINDAK MENGRITIK PADA ACARA “SENTILAN SENTILUN” DI TELEVISI METRO
Abstract
RINGKASAN
Kesantunan Berbahasa dalam Tindak Mengritik pada Acara “Sentilan
Sentilun” di Televisi Metro; Dedy Anang Kuncara, 040210402318; 2011: 73
halaman; Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni; Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Alasan dipilihnya tindak mengritik itu sebagai satuan analisis karena tindak
tutur ini berpotensi besar mengancam muka orang yang menerima kritik. kemudian,
seseorang pastinya akan mempertimbangkan wujud dan strategi yang tepat untuk
menyatakan kritikannya sehingga pihak penerima kritik tidak mendapatkan malu atau
kehilangan muka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang menjadi fokus
penelitian ini adalah (1) bagaimanakah wujud tindak tutur yang mengindikasikan
kesantunan berbahasa dalam mengritik pada acara “Sentilan Sentilun” yang
ditayangkan oleh stasiun televisi Metro; dan (2) Bagaimanakah strategi tindak tutur
yang mengindikasikan kesantunan berbahasa dalam mengritik pada acara “Sentilan
Sentilun” yang ditayangkan oleh stasiun Televisi Metro. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan wujud tindak tutur yang mengindikasikan kesantunan
berbahasa dalam mengritik dan strategi tindak tutur yang mengindikasikan
kesantunan berbahasa dalam mengritik pada acara “Sentilan Sentilun” yang
ditayangkan oleh stasiun Televisi Metro.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dan jenis
penelitianya adalah deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa segmen tuturan dan
konteks yang mengekspresikan kesantunan tindak mengritik pada acara “Sentilan
Sentilun” dari hasil rekaman. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik rekam,
teknik simak dan catat. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode
analisis data kualitatif dan terdiri dari tiga proses kegiatan, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
[Type text]
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wujud tindak mengritik yang
mengindikasikan kesantunan berbahasa meliputi: (1) berwujud tindak tutur literal dan
langsung, (2) berwujud tindak tutur tidak literal dan langsung dan (3) berwujud tindak
tutur literal dan tidak langsung. Kemudian, strategi tindak mengritik yang
mengindikasikan kesantunan berbahasa meliputi: (1) penggunaan modus yang terdiri
atas: (a) modus deklaratif, (b) modus interigatif, dan (c) modus imperatif. (2)
penggunaan impersonalisasi, (3) penggunaan kata-kata berpagar, (4) penggunaan
perujuk diri, (5) penggunaan penurun, (6) penggunaan permainan peribahasa, (7)
penggunaan ungkapan, (8) penggunaan permainan pantun, dan (9) penggunaan gaya
bahasa, terdiri atas: (a) gaya bahasa asonansi, (b) gaya bahasa eufemisme, (c) gaya
bahasa persamaan atau simile, (d) gaya bahasa ironi, dan (5) gaya bahasa sinekdoke.