Harian Abadi Sebagai Media Politik Masjumi Tahun 1951-1960
Abstract
Kajian ini membahas tentang Harian Abadi Sebagai Media Politik Masjumi
Tahun 1951-1960. Permasalahan dalam kajian ini adalah, apa latar belakang
diterbitkannya Harian Abadi, bagaimana peran Harian Abadi sebagai media
partai politik Islam Masjumi tahun 1951-1960, dan apa yang menyebabkan
Harian Abadi diberhentikan peredarannya. Kajian ini menggunakan metode
sejarah yang meliputi empat tahapan, yakni heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Sumber kajian berasal dari arsip, surat kabar, majalah, buku, jurnal,
dan karya penelitian lain yang relevan. Teori yang digunakan adalah teori pers
Libertarian oleh Fred S. Siebert, Theodore Peterson, dan Wilbur Schramm.
Melalui kajian ini maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut; Pada masa
Soekarno partai politik menggunakan media massa sebagai alat propaganda. Pers
bebas aktif menuangkan ide dan gagasannya secara kritis. Baik kritik terhadap
partai politik lain maupun kritik terhadap pemerintah. Harian Abadi sebagai
media politik Partai Masjumi memiliki peran yaitu, sebagai alat untuk
menyebarkan propaganda untuk anggotanya yang tersebar diseluruh Indonesia
secara khusus dan seluruh umat Islam secara umumnya. Sebagai alat untuk
menyuarakan pendapat dan kritik terhadap jalannya demokrasi. Sebagai alat untuk
melawan partai politik lain khususnya PKI yang berseberangan ideology dengan
Partai Masjumi. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kedudukan Soekarno sebagai
presiden kekuasaannya semakin meningkat, dengan memanfaatkan pers untuk
mendoktrin masyarakat mengenai Manipol-USDEK dan Demokrasi Terpimpin.
Pers yang bersikap kritis terhadap pemerintahan Soekarno mengalami tekanan dan
gelombang pembredelan. Beberapa tokoh Masjumi yang berpengaruh melakukan
pergerakan melawan pemerintah melalui PRRI. Langkah yang ditempuh
pemerintah yaitu memerintahkan Masjumi untuk dibubarkan, hingga berimbas
pada Harian Abadi yang menarik diri dari kancah persuratkabaran nasional.