dc.description.abstract | Dalam pembelajaran fisika, pengetahuan awal peserta didik yang berasal
dari lingkungan disekitarnya, memainkan peran penting sebagai dasar untuk
mengkonstruk pemahaman terhadap suatu materi yang dipelajari. Kemampuan
tersebut dapat distimulus oleh pendidik dengan menyajikan contoh-contoh
konkret yang kontekstual dan spesifik dalam kehidupan sehari-hari. Penulis
mengamati bahwa di beberapa buku ajar, sub materi evaporasi yang merupakan
bagian dari materi suhu dan kalor untuk SMA kelas XI, hanya diterangkan sekilas
dengan contoh konkret yang masih sangat terbatas. Sementara itu, fenomena
evaporasi sendiri dapat ditemui di berbagai tempat dan keadaan dalam kehidupan
sehari-hari tanpa banyak disadari, dan bahkan evaporasi memegang peran penting
dalam aktivitas yang dilakukan oleh manusia, salah satunya dalam berbudidaya
tanaman jamur yang dilakukan dalam rumah jamur. Berangkat dari kondisi
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep fisika mengenai
evaporasi yang berlaku dalam rumah budidaya jamur dan merancang suplemen e modul berbasis konsep terkait.
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, studi pustaka, wawancara
dan dokumentasi. Pengambilan data terkait iklim evaporasi sebagian melalui
pengukuran langsung di lapangan, yang meliputi suhu, kelembaban relatif, luas
rumah budidaya jamur; dan untuk sebagian data lain menggunakan data sekunder,
meliputi radiasi matahari, kecepatan angin, dan ketinggian wilayah. Data suhu dan
kelembaban relatif yang diambil ialah suhu dan kelembaban maksimum dan
minimum harian selama 10 hari. Untuk mendapatkan data tersebut, digunakan
higrometer dan termometer digital yang dapat merekam suhu dan kelembaban maksimum dan minimum setiap 24 jamnya. Sedangkan untuk data sekunder,
penulis ambil dari stasiun cuaca online.
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa konsep fisika terkait evaporasi yang
berlaku pada rumah budidaya jamur yaitu terjadinya evaporasi sebagai proses
pelepasan molekul uap air dari permukaan tanah menuju udara dalam rumah
jamur dengan rata-rata hariannya sebesar 9,25 mm/hari selama masa 10 hari
penelitian, diantaranya dipengaruhi oleh faktor suhu dan kelembaban sekitar.
Pengaruh suhu terhadap laju evaporasi adalah linier, sedangkan pengaruh
kelembaban relatif terhadap evaporasi adalah berbanding terbalik. Konsep
mengenai kecepatan angin terlibat pada diadakannya ventilasi dalam rumah
budidaya jamur, yang pengaruhnya linier. Energi yang terlibat dalam terjadinya
proses transisi fasa evaporasi adalah kalor laten atau entalpi penguapan, dengan
besarnya yang dibutuhkan untuk menguapkan seluruh massa air yang digunakan
dalam penyiraman adalah sebesar 97668 kJ.
Hasil analisis konsep fisika terkait evaporasi dalam rumah budidaya jamur
selanjutnya diintisarikan dan dijadikan rancangan suplemen e-modul untuk siswa
SMA kelas XI IPA dalam kerangka pokok materi suhu dan kalor. Terdiri atas
materi, contoh soal, rangkuman dan latihan soal tentang suhu, kalor, perpindahan
kalor, perubahan wujud, dan evaporasi serta penerapannya secara fisis dalam
rumah budidaya jamur Rambipuji, suplemen e-modul tersebut telah tervalidasi
dengan skor kevalidan sebesar 3,29. | en_US |