dc.description.abstract | Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan kontak antara kulit ibu dengan
kulit bayi sesegera mungkin dalam waktu satu jam setelah bayi dilahirkan. IMD
sebagai salah satu langkah sederhana dalam penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Angka inisiasi menyusu dini terus mengalami peningkatan setiap tahunnya
namun masih belum tercapai sesuai target SDGs. Inisiasi menyusu dini di Jawa
Timur sebesar 63,7%, dan waktu mulai menyusu pertama sebelum satu jam
kelahiran sebesar 28,3%. Di kabupaten Jember pada tahun 2019 hanya 77% bayi
baru lahir yang mendapatkan IMD. Sedangkan data IMD pada post sectio caesarea
di Rumah Sakit Bina Sehat jember sebesar 87,5% dari total persalinan dengan
tindakan sectio caesarea. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
implementasi inisiasi menyusu dini pada pasien post sectio caesarea di Rumah
Sakit Bina Sehat Jember. Kebijakan nasional terkait program Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2012 tentang
pemberian ASI ekslusif pasal 9 dan 10. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut yaitu
komunikasi, sumberdaya, struktur birokrasi dan sikap.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif sedangkan pendekatan
penelitian ini adalah analitik observasional, dan dilihat berdasarkan waktunya
desain penelitian ini adalah crossectional. Lokasi penelitian berada di ruang nifas
dan rawat gabung di Rumah Sakit Bina Sehat Jember pada bulan April 2021.
Populasi penelitian ini adalah pasien post sectio caesarea sebanyak 130 pasien,
sehingga setelah dilakukan perhitungan didapatkan sampel sebanyak 99 responden.
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah probability sampling jenis purposive
sampling. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, variabel bebas komunikasi
dan struktur birokrasi, variabel moderat sumberdaya dan sikap, serta variabel terikat
inisiasi menyusu dini (IMD). Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dengan alat kuesioner serta observasi dengan lembar observasi.
Terdapat tiga metode analisis data, yaitu univariat, bivariat menggunakan uji regresi
ordinal yang dianalisis menggunakan Statistical Program and Service Solution
(SPSS) versi 25 dan multivariat menggunakan uji analisis jalur (path analys)
menggunakan stata.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh
komunikasi (p value 0.000), struktur birokrasi (p value 0.000), sumberdaya (p value
0.000), dan sikap (p value 0.000) terhadap inisiasi menyusu dini. Keempat variabel
komunikasi, struktur birokrasi, sumberdaya dan sikap memiliki pengaruh langsung
terhadap inisiasi menyusu dini. Komunikasi berpengaruh 0,252 kali (koefisien β
0,252) terhadap IMD, struktur birokrasi berpengaruh 0,262 kali (koefisien β 0,262)
terhadap IMD, sumber daya berpengaruh 0,244 kali (koefisien β 0,244) terhadap
IMD, serta sikap berpengaruh 0,238 kali (koefisien β 0,238) terhadap IMD. Hasil
analisis multivariat dengan analisis jalur pengaruh tidak langsung komunikasi
terhadap IMD melalui sumber daya 0,170 kali (koefisien 0,170), dan pengaruh tidak
langsung struktur birokrasi terhadap IMD melalui sikap 0,142 kali (koefisien
0,142). Sedangkan aspek yang paling berpengaruh adalah struktur birokrasi
terhadap inisiasi menyusu dini (IMD) hal ini karena pasien post sectio caesarea
maupun bidan telah melaksanakan pedoman dan standart operating procedure
(SOP), serta sudah ada aturan yang jelas terkait kebijakan inisiasi menyusu dini dan
tatalaksana serta denda yang harus dibayarkan apabila tidak melaksanakan inisiasi
menyusu dini.
Saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil pada penelitian untuk pihak
rumah sakit adalah tetap mempertahan angka capaian inisiasi menyusu dini
terutama pada pasien yang melahirkan secara sectio cesarea. | en_US |