Faktor Manusia Dan Penerapan Standar Operasional Prosedur Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2019-2020 Studi Pada Bagian Sewing Di PT. Eratex Djaja Tbk. Probolinggo
Abstract
International Labour Organization (ILO) tahun 2018 menunjukkan bahwa 3,7%
dari 2,78 juta pekerja yang meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja juga dapat mengakibatkan kerugian ekonomi
yang diperkirakan sebesar 3,94% dari PDB global per tahun. Berdasarkan laporan
kecelakaan kerja, kejadian kecelakaan kerja di PT. Eratex Djaja Tbk. sebagian
besar terjadi di bagian sewing dengan incidence rate (IR) sebesar 1,03%. Upaya
perusahaan untuk mengurangi angka kecelakaan kerja adalah dengan membuat
suatu standar operasional prosedur K3 agar pekerja dapat melaksanakan pekerjaan
dengan aman dan sesuai dengan alur kerja. Oleh karena itu, penerapan SOP K3
merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap pekerja untuk menghindari
kesalahan dan menurunkan angka kecelakaan kerja. Berdasarkan uraian tersebut
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara
faktor manusia dan penerapan SOP K3 dengan kejadian kecelakaan kerja tahun
2019-2020 pada karyawan bagian sewing di PT. Eratex Djaja Tbk.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dan desain penelitian
case control. Penelitian ini dilakukan di PT. Eratex Djaja Tbk. Probolinggo.
Populasi kasus adalah karyawan bagian sewing yang pernah mengalami
kecelakaan kerja pada Januari 2019-Juli 2020 dan tercatat dalam laporan
kecelakaan kerja sebanyak 24 orang, sedangkan populasi kontrol adalah karyawan
bagian sewing yang tidak pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 2.502
orang. Sampel dipilih dengan teknik simple random sampling yang diperoleh
sebanyak 21 orang dan menggunakan perbandingan 1:1 sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 42 orang. Variabel terikat adalah kejadian kecelakaan kerja
tahun 2019-2020, sedangkan variabel bebas antara lain faktor manusia (usia,
tingkat pendidikan, masa kerja, dan persepsi terhadap keselamatan) dan penerapan
SOP K3 (prosedur penggantian jarum dan prosedur kontrol penggunaan alat kerja
berbahaya). Penelitian ini menggunakan chi square untuk mengidentifikasi
hubungan antara faktor manusia dan penerapan SOP K3 dengan kejadian
kecelakaan kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kasus sebagian besar berusia ≥30
tahun, sebagian besar berada pada tingkat pendidikan menengah, paling banyak
memiliki masa kerja baru (≤5 tahun), dan paling banyak memiliki persepi yang
baik terhadap keselamatan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kelompok
kasus sebagian besar menerapkan prosedur penggantian jarum dengan baik dan
sebagian besar menerapkan prosedur kontrol penggunaan alat kerja berbahaya
dengan cukup baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat tidak terdapat hubungan
antara usia, tingkat pendidikan, masa kerja, penerapan prosedur penggantian
jarum, dan penerapan prosedur kontrol penggunaan alat kerja berbahaya dengan
kecelakaan kerja. Hasil uji statistik dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa persepsi
terhadap keselamatan memiliki hubungan dengan kecelakaan kerja dengan nilai
p=0,045 (p<0,05).
Saran yang diberikan kepada PT. Eratex Djaja Tbk. untuk menjadi pertimbangan
adalah perlunya meningkatkan pengawasan terhadap penerapan SOP K3,
mengenalkan program behavior based safety (BBS) pada pihak middle up
manajemen, melakukan monitoring penerapan SOP K3 secara paralel dan setiap
enam bulan sekali, serta tetap melakukan evaluasi setiap satu tahun sekali.
Karyawan PT. Eratex Djaja Tbk. perlu meningkatkan kesadaran diri untuk bekerja
aman dengan mengikuti pelatihan, memotivasi rekan kerja untuk mengikuti
pelatihan, menjalin komunikasi dengan rekan kerja, dan melakukan pelaporan
kecelakaan dengan segera. Selain itu, foreman/leader di setiap line dapat tetap
melakukan safety briefing dengan menjelaskan secara detail prosedur kerja yang
berlaku.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]