Profil Pengobatan dan Potensi Interaksi Obat Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi Rsud Dr. H. Andi Abdurrahman Noor
Abstract
Diabetes melitus adalah salah satu dari penyakit metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia. Terjadi karena adanya gangguan sekresi insulin, kerja
insulin, ataupun keduanya. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang
sering mengalami komplikasi, salah satunya adalah hipertensi. Baik diabetes
melitus maupun hipertensi merupakan penyakit yang banyak terjadi dikalangan
masyarakat karena memiliki angka kejadian yang tinggi. Penanganan yang tepat
merupakan salah satu cara yang diupayakan, salah salah satunya dengan
penggunaan terapi obat. Pada penderita penyakit kronis mengharuskan pasien untuk
rutin dalam penggunaan terapi obat, bahkan beberapa pasien harus mendapatkan
lebih dari satu macam obat. Seiring dengan semakin banyaknya obat yang
digunakan, maka dapat berpotensi menimbulkan permasalahan interaksi antar obat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien rawat jalan
di RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor, profil pengobatan yang diterima pasien
dan potensi interaksi yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif non eksperimental dan dilakukan secara retrospektif. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan lembar resep pasien dan didapatkan jumlah data
sebanyak 73 pasien yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa pasien diabetes melitus
komplikasi hipertensi di RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor periode Oktober Desember 2021 didominasi oleh laki-laki sebanyak 54,21%, dengan usia 55-64
tahun (35,62). Pada karakteristik penyakit penyerta terdapat tiga penyakit tertinggi
yang dialami oleh pasien yaitu Coronary Arteri Disease (16,13%), Syndome
Dyspepsia (16,13%) dan hiperkolestrolemia (16,13%). Pola penggunaan obat
antidiabetes yang paling banyak digunakan adalah insulin tunggal golongan Rapid acting yaitu novorapid (43,84%) dan kombinasi insulin golongan Rapid-acting Long-acting yaitu Novorapid + Levemir (39,72%). Pola penggunaan obat
antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi antara golongan
ARB dan CCB yaitu candesartan + amlodipine sebanyak 52, 05% dan penggunaan
tunggal golongan ARB yaitu candesartan sebanyak 23,29%. Kemudian untuk terapi
pengobatan penyakit penyerta diabetes melitus komplikasi hipertensi di RSUD
dr.H. Andi Abdurrahman Noor adalah golongan analgesik, dimana penggunaan
terbanyaknya adalah gabapentin 22,67%. Semua obat golongan antidiabetes dan
antihipertensi sudah sesuai dengan Formularium Nasional 2019 dan Formularium
Rumah Sakit RSUD dr.H. Andi Abdurrahman Noor 2020 baik dalam segi dosis
maupun jumlah pemberian kepada pasien.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]