Stunting Pada Masa Kepemimpinan Bupati Dr. Hj. Faida, Mmr DI Kabupaten Jember Tahun 2016-2020
Abstract
Kajian ini membahas Stunting Pada Masa Kepemimpinan Bupati dr. Hj. Faida,
MMR di Kabupaten Jember Tahun 2016-2020. Permasalahan kajian adalah
penyebab Stunting di Kabupaten Jember dan apa upaya Bupati dr. Hj. Faida,
MMR menekan Stunting di Jember tahun 2016-2020. Metode sejarah digunakan
untuk rekonstruksi peristiwa, yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Sumber kajian berasal dari arsip, laporan, buku, jurnal, dan karya
penelitian yang relevan. Teori kebijakan publik digunakan tentang rasionalitas
dalam pengambilan keputusan. Hasil kajian menunjukkan bahwa; Stunting terjadi
karena kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis.
Faktor lain adalah faktor biologis dan faktor lingkungan yang menjadi penyebab
stunting. Pendidikan ibu yang rendah atau ayah yang berpenghasilan rendah
bahkan ada ayah yang tidak bekerja mendorong muculnya keluarga berpendapatan
rendah berpotensi meningkatkan terjadinya stunting pada balita. Tahun 2018 dr.
Hj. Faida, MMR mengadakan pertemuan Jember Sehat dan memberikan asuransi
kesehatan kepada balita penderita stunting untuk melakukan pengobatan secara
gratis. Tahun 2020 dr. Faida membentuk tim koordinasi dengan menerbitkan
Keputusan Bupati Jember Nomor 188.45/237/1.12/2020 tentang Tim Koordinasi
Daerah Perencanaan Teknis Penanganan Balita Stunting Kabupaten Jember.
Tugas Tim Koordinasi Daerah Perencanaan Teknis Penanganan Balita Stunting
Kabupaten Jember, antara lain: pertama, melaksanakan upaya keterpaduan
program atau kegiatan dan anggaran terkait dengan penurunan stunting melalui
penerapan 8 Aksi integrasi intervensi gizi spesifik dan sensitif bagi keluarga
sasaran prioritas. Kedua, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan
tercapainya tiap aksi integrasi penanganan balita stunting. Kesimpulan kajian
menunjukkan bahwa program pemerintah belum memberikan hasil yang
signifikan. Banyak ibu yang tidak mengerti tentang memberikan makanan dan gizi
terbaik untuk balita, sehingga pertumbuhan menjadi terhambat. Hal ini semakin
diperparah juga dengan temuan dalam masyarakat bahwa sebagian masyarakat
enggan untuk melakukan imunisasi.