Show simple item record

dc.contributor.authorYUWANDA, Muhammad Rizki
dc.date.accessioned2022-06-27T15:29:59Z
dc.date.available2022-06-27T15:29:59Z
dc.date.issued2021-05-11
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107599
dc.description.abstractKaries atau gigi berlubang adalah permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang paling sering diderita oleh orang di dunia, hampir separuh dari populasi manusia diseluruh dunia (3,58 Milyar Orang) pernah mengalami karies. Di Indonesia sendiri berdasarkan RISKESDAS pada tahun 2018 tercatat sebanyak 45,4% permasalahan kesehatan gigi dan mulut adalah karies. Karies merupakan suatu runtutan kronis yang berawal dengan terjadinya pelarutan email gigi sebagai hasil dari terganggunya keseimbangan antara email gigi dengan lingkungan disekitarnya. Akumulai atau penumpukan dari plak gigi merupakan faktor utama terjadinya karies, hal ini dikarenakan plak gigi mengandung banyak bakteri, dimana salah satu bakteri utama penyebab terjadinya karies adalah bakteri Streptococcus mutans (S. mutans) yang merupakan flora normal rongga mulut namun pada jumlah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan terjadinya pembentukan karies. Pencegahan dan perawatan karies yang paling utama adalah dengan melakukan pengontrolan plak dengan menggunakan obat kumur. Salah satu obat kumur sintetis yang sering digunakan adalah Chlorhexidine. Namun, pengunaan Chlorehexidine memiliki efek samping dan bagi sebagian kalangan obat Chlorehexidine dinilai memiliki harga yang relatif mahal dan penjualannya terbatas didaerah tertentu. Oleh karena itu, perlu ditemukan suatu bahan alternatif dengan efek samping minimal dan berbasis Tanaman Obat Alami (TOBA) dari bahan herbal yang sangat berlimpah, terutama di kabupaten jember. Salah satu bahan herbal yang memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri S.Karies atau gigi berlubang adalah permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang paling sering diderita oleh orang di dunia, hampir separuh dari populasi manusia diseluruh dunia (3,58 Milyar Orang) pernah mengalami karies. Di Indonesia sendiri berdasarkan RISKESDAS pada tahun 2018 tercatat sebanyak 45,4% permasalahan kesehatan gigi dan mulut adalah karies. Karies merupakan suatu runtutan kronis yang berawal dengan terjadinya pelarutan email gigi sebagai hasil dari terganggunya keseimbangan antara email gigi dengan lingkungan disekitarnya. Akumulai atau penumpukan dari plak gigi merupakan faktor utama terjadinya karies, hal ini dikarenakan plak gigi mengandung banyak bakteri, dimana salah satu bakteri utama penyebab terjadinya karies adalah bakteri Streptococcus mutans (S. mutans) yang merupakan flora normal rongga mulut namun pada jumlah yang tidak terkendali dapat mengakibatkan terjadinya pembentukan karies. Pencegahan dan perawatan karies yang paling utama adalah dengan melakukan pengontrolan plak dengan menggunakan obat kumur. Salah satu obat kumur sintetis yang sering digunakan adalah Chlorhexidine. Namun, pengunaan Chlorehexidine memiliki efek samping dan bagi sebagian kalangan obat Chlorehexidine dinilai memiliki harga yang relatif mahal dan penjualannya terbatas didaerah tertentu. Oleh karena itu, perlu ditemukan suatu bahan alternatif dengan efek samping minimal dan berbasis Tanaman Obat Alami (TOBA) dari bahan herbal yang sangat berlimpah, terutama di kabupaten jember. Salah satu bahan herbal yang memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri S.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : drg. Rudy Joelijanto, M.Biomed Dosen Pembimbing Pendamping, : drg. Pujiana Endah Lestari, M.Kesen_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectEkstrak Biji Kakaoen_US
dc.subjectStreptococcus mutansen_US
dc.titleAktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.) varietas Edel Terhadap Streptococcus mutansen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record