Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving disertai Concept Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Analitis dan Hasil Belajar Fisika di SMA
Abstract
Pembelajaran Abad ke-21 merupakan pembelajaran terintegrasi dengan
kecakapan Abad ke-21 antara lain berpikir kritis dan berpikir analitis. Permasalahan
yang sering terjadi dalam pendidikan adalah rendahnya kemampuan berpikir.
Rendahnya kemampuan berpikir siswa dapat terjadi karena strategi dan metode
dalam pembelajaran yang diterapkan guru belum berorientasi pada pemberdayaan
kemampuan berpikir. Salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah
kemampuan berpikir analitis. Kemampuan berpikir analitis merupakan kemampuan
siswa untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi, merancang dan
menemukan solusi permasalahan, dan menyusun suatu rencana.
Penerapan model pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan
kemampuan berpikir analitis siswa. Model pembelajaran Creative Problem Solving
merupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah sebagai pusat
pembelajaran dan mendorong siswa untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
berdasarkan ide dan gagasan yang dimilikinya. Penerapan model tersebut akan
lebih optimal dengan dipadukan penggunaan concept mapping. Concept mapping
merupakan suatu cara merepresentasi struktur pengetahuan yang menekankan pada
hubungan antar konsep. Oleh karena itu, model pembelajaran Creative Problem
Solving disertai concept mapping diharapkan mampu mengatasi permasalahan
terkait kemampuan berpikir analitis dan hasil belajar fisika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh model pembelajaran
Creative Problem Solving disertai concept mapping terhadap kemampuan berpikir
analitis dan hasil belajar kognitif siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yaitu true experimental dengan desain posttest only control group design. Teknik sampling dilakukan menggunakan cluster random sampling
setelah data yang ada dinyatakan homogen (uji homogenitas). Teknik analisis data
yang digunakan adalah uji hipotesis menggunakan independent sampel t-test.
Hasil penelitian yang diperoleh berupa data kemampuan berpikir analitis
dan hasil belajar kognitif siswa, data tersebut didapatkan dari kegiatan posttest.
Data kemampuan berpikir analitis siswa pada kelompok eksperimen memiliki ratarata sebesar 66,18 dan kelompok kontrol sebesar 54,87. Hasil uji normalitas
menunjukkan nilai signifikansi data kemampuan berpikir analitis pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Hasil uji hipotetis menggunakan
uji independent sample t-test data kemampuan berpikir analitis siswa menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang diketahui dari nilai sign. (2-tailed) sebesar
0,034 atau nilai sign, (1-tailed) sebesar 0,017 artinya lebih kecil dari 0,05.
Data hasil belajar kognitif siswa pada kelompok eksperimen memiliki ratarata sebesar 74,62 dan kelompok kontrol sebesar 61,00. Hasil uji normalitas hasil
belajar pada kelompok eksperimen mempunyai data tidak terdistribusi normal
sedangkan pada kelompok kontrol memiliki data terdistribusi normal sehingga uji
hipotesis dilakukan menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney U. Hasil uji
hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney U didapatkan nilai sign (2-tailed)
sebesar 0,002 atau nilai sign, (1-tailed) sebesar 0,001 artinya lebih kecil dari 0,05.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Creative Problem Solving disertai concept mapping berpengaruh signifikan
terhadap kemampuan berpikir analitis dan hasil belajar kognitif siswa di SMA.