dc.description.abstract | Musculoskeletal disorder merupakan salah satu penyakit akibat kerja.
Musculoskeletal disorder (MSDs) atau Muskuloskeletal merupakan gejala atau
gangguan yang berkaitan dengan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf,
struktur tulang, dan pembuluh darah. MSDs bisa terjadi dibagian tubuh mana saja
seperti ekstermitas atas, ekstermitas bawah, dan nyeri punggung bawah. MSDs
jika dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan kesakitan yang parah
serta dapat menggangu aktivitas sehari-hari seperti bekerja. MSDs bagian
ekstermitas atas sering terjadi akibat pekerjaan yang dilakukan dominan pada
ekstermitas atas secara terus menerus. Faktor risiko keluhan MSDs bagian
ekstermitas atas bisa berasal dari karakteristik Individu, faktor pekerjaan, faktor
lingkungan, dan psikososial. Pekerjaan pengolahan karet yang dilakukan dalam
kurun waktu yang lama dengan kondisi postur kerja yang janggal dan dilakukan
secara berulang berisiko menimbulkan keluhan MSDs bagian ekstermitas atas
pada pekerja pengolahan karet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
faktor risiko keluhan musculoskeleta disorders bagian ekstermitas atas pada
pekerja pengolahan karet di PTPN XII Kebun Renteng.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode observasi. Penelitian ini
dilakukan di PTPN XII Kebun Renteng dengan jumlah seluruh populasi sebanyak
27 orang yang memenuhi syarat inklusi. Pengambilan data dilakukan secara
langsung dengan wawancara terstruktur dan observasi lapang. Pengukuran postur
kerja ekstermitas atas untuk mengevalusi risiko pekerja pengolahan karet
menggunakan metode JSI (Job Strain Index). Penilaian postur kerja ekstermitas
atas dilakukan secara langsung dan dengan mengamati hasil dokumentasi yang
didapat dan dilakukan perhitungan sehingga bisa menentukan risiko postur kerja
bagian ekstermitas atas pada pekerja pengolahan karet. Peneliti juga melampirkan
lembar kuesioner Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengukur tingkat keluhan
nyeri musculoskelatal disorders akibat pekerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui dari faktor individu pegawai yang
menjadi responden sebagian besar berusia lebih dari sama dengan 35 tahun keatas
(55,6%) dengan didominasi pekerja laki-laki (59,3%), masa kerja >10 tahun
(51,9%), IMT yang normal (44,7%), tidak merokok (70,4%), tidak memiliki
kebiasaan olahraga (66,7%). Faktor pekerjaan dengan postur kerja bagian
ekstermitas atas yang dinilai sebagian besar dapat menimbulkan risiko (77,8%),
lama kerja yang dilakukan 5-8 jam per hari (55,6%), dengan frekuensi gerakan
berulang ≤20 kali per menit (74,1%), sedangkan untuk tingkat keluhan nyeri yang
dirasakan diukur menggunkan NRS sebagian besar mengalami keluhan
musculoskeletal disorders tingkat sedang (40,7%). Hasil yang didapat dari
tabulasi silang menunjukkan bahwa karakteristik individu berupa usia, masa
kerja, dan kebiasaan olahraga memiliki kecenderungan terhadap keluhan
musculoskeletal disorders bagian ekstermitas atas. Sedangkan dari karakteristik
individu lain seperti jenis kelamin, IMT, dan perilaku merokok memiliki
kesempatan yang sama untuk mengalami keluhan musculoskeletal disorders
bagian ekstermitas atas. Faktor pekerjaan yaitu lama kerja memiliki
kecenderungan terhadap keluhan musculoskeletal disorders bagian ekstermitas
atas. Sedangkan postur kerja, dan frekuensi gerakan berulang tidak terdapat
perbedaan,yakni sama-sama memiliki kecenderungan terhadap keluhan
musculoskeletal disorders bagian ekstermitas atas.
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti pada PTPN XII Kebun Renteng
adalah membuat program atau keiatan terkait peregangan otot yang berfokus pada
ekstermitas atas seperti olahraga, serta mengadakan pemeriksaan kesehatan secara
berkala bagi pekerja termasuk keluhan MSDs khususnya untuk kelompok yang
berisiko yakni pekerja usia ≥ 35 tahun dan lama kerja > 10 tahun, mengkonsumsi
dan menjaga asupan makanan yang bergizi untuk menjaga otot, tulang, saraf,
tendon, dan ligamen, dan mengkonsumsi obat anti inflamasi untuk menghilangkan
nyeri akibat keluhan MSDs bagian ekstermitas atas. | en_US |