Analisis Kecerdasan Musikal Anak Autis Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Inklusi Kabupaten Jember
Abstract
Kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, memecahkan
maslaah, dan bertindak, serta mampu menyesuaikan diri dengan berbagai macam
kondisi di lingkungannya. Salah satu kecerdasan yang berpotensi dimiliki anak
adalah kecerdasan musikal. Kecerdasan musikal adalah kecerdasan yang
bersangkutan dengan nada dan tempo.
Seperti yang diketahui bahwa pendidikan anak usia dini juga memiliki
warna tersendiri tentang musik, dimana pada proses stimulus pada anak autis atau
anak reguler selalu diselipkan dengan musik, tempo, dan bernyanyi di dalam
proses stimulus. Ini kenapa bahwa studi tentang analisis kecerdasan musikal bagi
anak autis perlu ditelaah. Beberapa penelitian dan beberapa teori menunjukkan
bahwa anak yang memiliki gangguan autis akan merasa terganggu dengan adanya
bunyi-bunyian, seperti memebrikan efek rasa sakit pada tubuh, dan anak autis
akan menunjukkan penolakan saat mendengar bunyi-bunyian termasuk
musik.Namun, terdapat metode pembalajaran menggunakan musik di Taman
Kanak-kanak Inklusi Cahaya Nurani ini, seperti senam pagi, dan metode
bernyanyi untuk belajar di dalam kelas. Ini, membuktikan bahwa musik juga
memiliki pengaruh terhadap anak autis di Taman Kanak-kanak Inklusi Cahaya
Nurani. Hal tersebut membuktikan bahwa anak autis memiliki kecerdasan musikal
meski beberapa ahli mengtakan hal sebaliknya, dan bagaiamana teori yang
dikemukakan oleh beberapa ahli ini bisa bertentngan dengan kegiatan riil yang
ada di lapangan ini justru memebrikan ketertarikan tersendiri oleh penulis untuk
menganalisis bagaimana kecerdasan musikal anak autis, dan bagaimana respon
sebenarnya anak autis terhadap musik.
Tentu untuk menunjang hasil yang maksimal peneliti perlu menggunakan
beberapa metode penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Jenis
penelitian ini diambil dengan pengumpulan data seperti observasi di Taman
Kanak-kanak Inklusi Cahaya Nurani secara langsung. Wawancara terhadap
beberapa sumber seperti guru kelas, dan orang tua. Tidak lupa juga ditunjang
dengan dokumentasi berupa barang-barang yang tertulis dan beberapa
dokumentasi saat penelitian berlangsung.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa anak-anak usia 5-6
yang memiliki autisme kategori berat, sedang dan ringan pada dasarnya memiliki
kepekaan terhadap ritme musik. Anak-anak tersebut mampu mengikuti ritme
musik dengan gerakan dan dengan pembiasaan anak dapat menghafal lirik lagu
sederhana untuk membantu mereka menghafal sesuatu. Hal yang menjadi
kendala dalam pengembangan kecerdasan musikal anak-anak tersebut adalah
kepekaan sensoris terhadap bunyi-bunyian, terutama pada anak dengan kategori
autisme berat. Hal ini menyebabkan anak-anak autisme menjadi tidak nyaman,
menolak dan bahkan menghindar saat diperdengarkan musik dengan volume yang
tinggi, atau justru beralih perhatian pada bunyi-bunyian yang didengarnya.
Meskipun demikian, melalui latihan berulang-ulang anak tampaknya mampu
mengembangkan adaptasi sensorik sehingga menjadi lebih terbiasa dan mampu
mengikuti kegiatan menggunakan musik bersama teman-teman lainnya.
Saran yang bisa diberikan adalah lebih memperhatikan volume yang akan
diperdengarkan ke anak autis, agar tidak salah persepsi bahwa anak autis
terganggu dengan musik. Lebih baik memberikan sarana dan prasarana yang lebih
untuk mengasah kecerdasan musik anak autis karena musik bisa menjadi bentuk
terapi untuk anak autis.