Show simple item record

dc.contributor.authorALFAREZI, Ivan Ahmad
dc.date.accessioned2022-06-27T08:28:27Z
dc.date.available2022-06-27T08:28:27Z
dc.date.issued2021-07-21
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107521
dc.description.abstractPembangunan gedung bertingkat pada dasarnya memiliki risiko tinggi perihal kecelakaan kerja. Kesalahan dalam penggunaan metode kerja serta kelalaian dalam bekerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Proyek pembanguan Gedung Kanwil BRI Malang ini tidak lepas dari ancaman risiko kecelakaan kerja. Pembangunan kantor wilayah yang merupakan bangunan High Rise Building ini dapat menimbulkan risiko yang tinggi, dikarenakan pekerja pada proyek tersebut masih banyak yang belum menerapkan K3 dan juga protokol kesehatan pada masa pandemi seperti ini. Hal ini memungkinkan terjadinya risiko yang cukup tinggi terkait K3 pada proyek tersebut. Oleh karena itu untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko-risiko yang mungkin terjadi, mengetahui penyebab dan dampak yang akan terjadi serta memberikan usulan tindakan preventif dari pembangunan Proyek BRI Kanwil Malang. Penggunaan metode Bowtie Analysis pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisa atau menilai risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta mencari pengendalian risiko dengan pendekatan kualitatif dengan menghubungkan penghalang dengan sumber bahaya serta prosedur operasional untuk menghilangkan suatu risiko dengan cara sederhana (SS Alizadeh, 2015). Dari hasil analisis dengan menggunakan metode Bowtie Analysis didapatkan 5 variabel risiko dominan pada Proyek BRI Kanwil Malang antara lain risiko pekerja tertimpa material akibat sling crane putus, risiko Tower Crane Collapse atau jatuh, risiko pekerja terjatuh dari ketinggian pada saat pemasangan scaffolding, risiko pekerja terjatuh dari ketinggian ketika melakukan pengecatan dan risiko pekerja terjatuh dari lift. Didapatkan 20 faktor penyebab dari risiko dominan diantaranya : kondisi TC yang sudah tua, kondisi sling TC yang aus dan berkarat, kondisi operator yang tidak sehat dan tidak berpengalaman, ceroboh dalam bekerja, metode kerja yang salah, cuaca ekstrim, beban yang melebihi kapasitas alat, kondisi tanah yang tidak stabil, pengecekan alat yang kurang, kurangnya alat pengaman di lapangan. Terdapat 14 dampak yang ditimbulkan akibat risiko dominan antara lain : pekerja tertimpa material / alat berat TC, pekerja terjerat sling TC yang putus, tergores material yg jatuh, kerugian finansial bangunan, pekerja terkena luka sedang dan butuh perawatan, dan pekerja terkena luka ringan. Terdapat 36 respon risiko terhadap faktor penyebab maupun dampak yang di timbulkan dari risiko dominan antara lain : pengecekan dan uji kelayakan alat berat serta perawatannya perawatannya, pengaturan waktu kerja sesuai peraturan yang berlaku, penggunaan APD lengkap seperti safety belt dan body harness, pengawasan terhadap metode kerja alat dan pekerja, pemberhentian alat ketika cuaca buruk, pengoperasian alat sesuai SIO dan SIA, asuransi properti yang terkena dampak serta terdapat 5 variabel eskalasi (kendala) ketika melaksanakan respon risiko yaitu : kurangnya pemahaman operator, kurangnya komunikasi antara operator dengan pengawas, operator kelelahan akibat jam kerja berlebih, pekerja tidak mematuhi aturan, pekerja menolak atau lupa menggunakan APD lengkap.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing 1 : Ir. Syamsul Arifin, S.T., M.T. Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ir. Jojok Widodo Soetjipto, S.T., M.Ten_US
dc.publisherFakultas Tekniken_US
dc.subjectKesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)en_US
dc.subjectPandemi COVID-19en_US
dc.titleAnalisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Masa Pandemi COVID-19 dengan Metode Bowtie Analysisen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record