dc.description.abstract | Rempah-rempah banyak tumbuh di Indonesia yang memiliki manfaat sebagai
obat herbal, bumbu masak, kosmetika, minuman sehat, aroma terapi, dan lain
sebagainya. Penggunaan obat tradisional adalah salah satu pilihan alternatif yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan. Rimpang merupakan salah satu
bahan yang digunakan dalam obat tradisional. Rimpang merupakan akar tinggal
yang memiliki kandungan metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai
antioksidan. Peran metabolit sekunder sebagai antioksidan memiliki fungsi
menghambat senyawa radikal bebas yang terlibat dalam reaksi oksidasi. Metode
penentuan aktivitas antioksidan pada serbuk rimpang menggunakan spektroskopi
Near Infra Red (NIR) dan spektrofotometri UV-Vis sebagai metode pembanding.
Sebanyak 19 sampel rimpang serbuk digunakan untukpenelitian ini, dan sebanyak
5 sampel nyata yang beredar di masyarakat.
Metode spektroskopi NIR digunakan karena bersifat non-destruktif, cepat,
dan murah. Metode NIR memerlukan perangkat lunak “The Unscrambler X 10.4”
sebagai analisis multivariat yang berperan dalam menginterpretasikan spektra
yang dihasilkan oleh NIR yang tumpang tindih. Metode analisis multivariat yang
digunakan pada penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS), Principal
Component Regression (PCR), dan Support Vector Regression (SVR). Metode
UV-Vis sebagai pembanding menggunakan metode DPPH dengan Vitamin C
sebagai standar.
Berdasarkan hasil penelitian, model PLS dengan metode spektroskopi
NIR- Kemometrik memberikan hasil R-square tertinggi, yaitu 0,9819, nilai
RMSEC yaitu 0,1321. Model yang terbentuk tersebut divalidasi dengan Leave One Out Cross Validation (LOOCV) dan 2-Fold Cross Validation (2-FCV).
Hasil validasi dari LOOCV menunjukkan hasil yang bagus karena R-square
yang dihasilkan > 0,91. Untuk 2-FCV menghasilkan R dengan nilai 0,9545.
Model PLS yang tervalidasi diaplikasikan pada sampel nyata, yaitu serbuk
lempuyang, serbuk temulawak, serbuk temu kunci, dan serbuk temu mangga.
Aktivitas antioksidan yang diperoleh dengan metode spektroskopi NIRKemometrik yang dinyatakan dalam IC50 (ppm) yaitu 2366,372 ppm untuk
lempuyang, temu kunci yaitu sebesar 1768,694 ppm, temu mangga sebesar
2070,324 ppm, temulawak sebesar 868,880 ppm. Hasil prediksi spektroskopi
NIR-Kemometrik dibandingkan dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil
dari kedua metode tersebut dianalisis secara statistik dengan uji T dua sampel
berpasangan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan secara signifikan.
Berdasarkan hasil uji T dua sampel berpasangan ditarik kesimpulan bahwa
aktivitas antioksidan yang diperoleh dari kedua metode tersebut tidak memiliki
perbedaan secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi > 0,05
yaitu sebesar 0,175 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. | en_US |