dc.contributor.author | PRAKOSO, Arthur Hariyanto | |
dc.date.accessioned | 2022-06-27T08:01:43Z | |
dc.date.available | 2022-06-27T08:01:43Z | |
dc.date.issued | 2021-07-19 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107422 | |
dc.description.abstract | Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri merupakan masalah kesehatan
dunia. Terapi yang biasa digunakan untuk penyakit infeksi adalah pemberian
antibiotik. Namun, adanya fakta penyalahgunaan antibiotik mendorong munculnya
masalah baru yaitu resistensi antibiotik. Salah satu bakteri patogen yang mampu
menyebabkan infeksi dan kasus resistensi adalah Pseudomonas aeruginosa. Bakteri
P. aeruginosa telah menjadi perhatian besar WHO sejak 2017 dan menjadi prioritas
kritis penemuan antibiotik baru. Dengan adanya penemuan antibiotik baru,
diharapkan kasus kemunculan resistensi dapat dikurangi. Salah satu sumber
antibiotik baru dapat dijumpai pada metabolit sekunder fungi. Fungi memiliki
peranan besar dalam produksi antibiotik dan metabolit lain. Dari 22.500 senyawa
biologis aktif, 40% di antaranya diproduksi oleh fungi. Habitat fungi juga beragam
salah satunya adalah muara mangrove. Penelitian fungi muara mangrove tergolong
masih sedikit padahal beragam variasi ekstrem ekologi membuat mikroorganisme
yang tumbuh di dalamnya melakukan adaptasi. Produksi antimikrobial merupakan
salah satu strategi kompetitif dalam adaptasi tersebut.
Desa Katialada, Gorontalo memiliki hutan mangrove yang sehat di area muara.
Lokasi tersebut dipilih dalam penelitian isolasi fungi tanah serta skrining aktivitas
antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa ini. Cuplikan sampel tanah muara
mangrove diambil untuk mengkultur fungi selama 7 – 14 hari. Berdasarkan proses
isolasi, didapatkan 3 kelompok fungi khamir yaitu IS2-BTG5-1-1 (Isolat 1), IS2-
BTG5-1-2 (Isolat 2), dan IS1-BTG5-2 (Isolat 3). Ketiga isolat tersebut dilanjutkan
ke pengujian uji kontak untuk proses skrining antibakterial dengan melihat diameter
zona bening terhadap bakteri uji P. aeruginosa. Ketiga kelompok fungi
menunjukkan diameter zona bening yang mengindikasikan adanya penghambatan
pertumbuhan bakteri. Kultur fungi dilanjutkan ke proses fermentasi dan ekstraksi
etil asetat untuk mendapatkan ekstrak metabolit sekunder yang bertanggung jawab
dalam aktivitas antibakteri.
Ekstrak etil asetat yang didapat diteruskan ke proses skrining kandungan
kimia untuk mengetahui golongan keberadaan senyawa terpenoid dan alkaloid serta
proses mikrodilusi untuk mengetahui % persen penghambatan terhadap bakteri uji
P. aeruginosa. Hasilnya, ketiga ekstrak fungi tanah muara mengandung senyawa
golongan terpenoid dan tidak terdeteksi adanya alkaloid. Perolehan persen
penghambatan dari yang terkecil hingga terbesar berturut-turut adalah IS2-BTG5-
1-1 (Isolat 1)( 60,5 ± 2.4%), IS1-BTG5-2 (Isolat 3)(51,0 ± 7,2%,) dan IS2-BTG5 | en_US |
dc.description.sponsorship | Dosen Pembimbing Utama : apt. Ari S. Nugraha, S.F., GdipSc., M.Sc-Res., Ph.D.
Dosen Pembimbing Anggota : apt. Bawon Triatmoko, S.Farm., M.Si | en_US |
dc.publisher | Fakultas Farmasi | en_US |
dc.subject | ISOLASI | en_US |
dc.subject | TANAH | en_US |
dc.subject | PSEUDOMONAS AERUGINOSA | en_US |
dc.title | Isolasi Fungi Tanah Muara Desa Katialada Lokasi Dua Gorontalo dan Skrining Aktivitas Antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |