dc.description.abstract | Diabetes melitus merupakan salah satu gangguan atau penyakit yang
ditandai dengan adanya peningkatan gula darah melebihi nilai normal dengan
jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2018 sekitar 20,4 juta
orang. Salah satu obat oral yang digunakan sebagai antidiabetes yaitu glimepirid,
yang diklasifikasikan ke dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS)
kelas II karena mempunyai kelarutan rendah dalam air dan permeabilitas tinggi.
Kelarutan glimepirid yang rendah dalam air menimbulkan masalah terkait disolusi
yang rendah sehingga absorpsi dan bioavailabilitas glimepirid juga rendah. Adanya
permasalahan glimepirid terkait kelarutan dan disolusi yang rendah menyebabkan
perlu adanya modifikasi sistem penghantaran obat berbasis lipid yaitu Self NanoEmulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) untuk meningkatkan disolusinya.
Komponen SNEDDS terdiri atas fase minyak, surfaktan, dan kosurfaktan
yang dipilih berdasarkan studi pustaka dan studi orientasi. Kandidat komponen
SNEDDS dipilih berdasarkan kemampuan bahan dalam melarutkan glimepirid dan
dapat memfasilitasi pembentukan SNEDDS yang jernih dengan transmitan > 90%.
Surfaktan dan kosurfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan antarmuka antara
dua komponen yang tidak saling campur, yaitu antara fase minyak dan fase air pada
saat proses pembentukan emulsi. Surfaktan dan kosurfaktan yang terpilih dalam
penelitian ini yaitu tween 80 dan propilen glikol. Tween 80 yang bersifat nonionik
dan mempunyai hydrophylic-lypophylic balance (HLB) 15 merupakan surfaktan
terpilih dalam penelitian karena mempunyai kadar kelarutan tertinggi, dapat
memfasilitasi pembentukan SNEDDS, tidak toksik, dan tidak iritan. Propilen glikol
dipilih sebagai kosurfaktan karena mempunyai kadar tertinggi dalam uji kelarutan dapat memfasilitasi pembentukan SNEDDS yang jernih, tidak toksik, dan tidak
iritan.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui proporsi jumlah tween
80 dan propilen glikol yang optimum dalam sediaan SNEDDS glimepirid,
mengetahui pengaruh proporsi jumlah tween 80 dan propilen glikol terhadap
transmitan dan waktu emulsifikasi, dan karakteristik formula SNEDDS glimepirid.
Penelitian dilakukan menggunakan metode simplex lattice design dengan respon
berupa nilai transmitan dan waktu emulsifikasi sehingga diketahui formula
optimum SNEDDS glimepirid. Formula optimum SNEDDS glimepirid dilakukan
uji verifikasi dengan uji one sample t-test dan uji karakterisasi yang meliputi
organoleptis, pH, ukuran partikel, distribusi partikel, stabilitas, dan disolusi in vitro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi jumlah tween 80 dan propilen
glikol dapat meningkatkan nilai transmitan dan waktu emulsifikasi. Tween 80
mempunyai pengaruh lebih besar daripada propilen glikol dalam meningkatkan
nilai transmitan dan waktu emulsifikasi. Formula optimum SNEDDS glimepirid
terdiri atas 0,771 mL tween 80 dan 0,129 mL propilen glikol dengan prediksi nilai
transmitan 95,913 % dan waktu emulsifikasi 58,420 detik. Karakteristik formula
optimum SNEDDS glimepirid mempunyai tampilan jernih, berwarna kuning muda,
dan aroma khas tween 80; pH 6,39 ± 0,067; ukuran partikel 23,17 ± 2,010 nm;
distribusi partikel berbentuk monodispersi dengan nilai polydispersity index (PDI)
0,00746. Pengamatan pada uji stabilitas formula optimum SNEDDS glimepirid
memberikan hasil yang stabil ditandai dengan tidak adanya pemisahan fase dan
pengendapan. Uji disolusi in vitro terhadap formula optimum SNEDDS glimepirid
menghasilkan model kinetika pelepasan Korsmeyer-Peppas yang mengikuti
mekanisme pelepasan difusi non-fickian dengan persen pelepasan glimepirid pada
menit ke-60 sebesar 97,760±1,149% dan efisiensi disolusi sebesar 62,435±0,697%.
Mekanisme non-fickian menggambarkan kecepatan pelepasan obat secara difusi
yang lebih besar dibandingkan pelepasan obat secara swelling | en_US |