• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Public Health
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Public Health
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN STUNTED GROWTH PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

    Thumbnail
    View/Open
    Puji R.F.K_1.pdf (241.1Kb)
    Date
    2013-12-19
    Author
    Puji Rahayu Fajaria Kartikawati
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Salah satu masalah kurang gizi pada anak balita di Indonesia dapat ditunjukkan dengan tingginya prevalensi anak balita yang pendek (stunted atau TB/U < -2 SD). Beberapa survei menunjukkan sekitar 30% - 40% anak balita di Indonesia diklasifikasikan pendek. Stunted (short stature) atau yang disebut tinggi badan atau panjang badan terhadap umur yang rendah digunakan sebagai indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi anak dalam jangka waktu lama. Menurut Survei Kesehatan Nasional yang saat ini tengah berlangsung di tanah air menunjukkan 37% anak-anak Indonesia usia 0-5 tahun (balita) memiliki tinggi badan di bawah standar, atau dengan kata lain pendek (stunted). Menurut data Puskesmas Arjasa pada Bulan Agustus tahun 2010 jumlah balita yang berstatus gizi (TB/U) dengan kategori sangat pendek adalah 40 balita (1,45%) dari 2759 balita. Jumlah anak balita dengan status gizi (TB/U) sangat pendek di wilayah kerja Puskesmas Arjasa di semua desa ini melebihi 1% (1,45%), padahal ambang batas penentuan besaran masalah gizi menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah 1%. Berawal dari situasi tersebut, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian stunted anak balita. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional menggunakan rancangan case control. Populasi kasus adalah semua balita stunted yang terdata pada bulan Februari 2011 yang berjumlah 40 orang. Populasi kontrol adalah balita yang tidak mengalami stunted pada bulan Februari 2011 di wilayah kerja Puskesmas Arjasa. Sampel kasus adalah total populasi sehingga sampel kasus sebesar 40 orang dan besar sampel kontrol adalah sebesar 80 orang. Data yang diperoleh, diolah, dan 9 dianalisis secara multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda dengan metode backward LR dengan tingkat kemaknaan 5% ( = 0,05). Karakteristik anak balita sebagian besar berumur 25 - 36 bulan, berjenis kelamin laki-laki, status imunisasi lengkap, dan lahir t idak BBLR (≥2500 gram). Sedangkan karakteristik ibu balita sebagian besar tingkat pendidikan rendah, umur ibu saat hamil 20 – 34 tahun, ibu t idak bekerja, memiliki pendapatan keluarga ≤ Rp 830.000,-, dan tingkat pengetahuan gizi ibu kurang. Pengaruh pola pemberian makanan pre lakteal bermakna bermakna secara statistik dikarenakan nilai probabilitasnya (p = 0,003) < α dengan odds ratio (OR) sebesar 0,176 serta nilai lower dan upper confidence interval (95%CI) yaitu 0,036 sampai dengan 0,853. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Prahesti yang menyatakan bahwa ada hubungan praktik pemberian makanan pre lakteal dengan gangguan pertumbuhan pada anak usia 0-12 bulan. Pengaruh pola pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian stunted pada anak balita bermakna secara statistik dikarenakan nilai probabilitasnya (p = 0,048) < α dengan odds ratio (OR) sebesar 0,275 serta nilai lower dan upper confidence interval (95%CI) yaitu 0,076 sampai dengan 0,989. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah yang menyebutkan ASI dapat mencegah terjadinya Growth Faltering (goncangan pertumbuhan). Pengaruh pola pemberian PASI terhadap kejadian stunted pada anak balita bermakna secara statistik karena nilai probabilitasnya (p = 0,039) < α dengan odds ratio (OR) sebesar 0,250 serta nilai lower dan upper confidence interval (95%CI) yaitu 0,067 sampai dengan 0,929. Hasil ini dapat dikatakan bahwa anak balita yang pola pemberian PASI tidak baik memiliki kesempatan 0,250 kali lebih besar terjadi stunted pada anak balita dibandingkan dengan anak balita yang pola pemberian PASI baik
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/10741
    Collections
    • UT-Faculty of Public Health [2304]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository