dc.description.abstract | Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu tanaman yang berasal
dari famili Myrtaceae dan berkembang di wilayah tropis. Bagian tanaman jambu
biji yang sering dimanfaatkan yaitu daun dan buahnya. Daun jambu biji memiliki
khasiat sebagai antidiare, antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi. Kandungan
kimia yang dapat ditemukan dalam daun jambu biji yaitu senyawa fenolik. Senyawa
fenolik memiliki hubungan dengan khasiat yang dihasilkan oleh daun jambu biji.
Jumlah kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, salah satunya yaitu varietas tumbuhan. Di Indonesia terdapat berbagai jenis
varietas jambu biji, yang sering dijumpai yaitu jambu biji bangkok, jambu biji
merah, dan jambu biji kristal.
Pada penelitian ini, penentuan kadar fenolik total dari ketiga varietas daun
jambu biji bertujuan untuk mengetahui varietas mana yang memiliki potensi
sumber senyawa fenolik. Setelah diketahui varietas mana yang lebih berpotensi,
maka dilakukan penentuan model klasifikasi. Penentuan model klasifikasi varietas
serbuk daun jambu biji dilakukan menggunakan spektroskopi NIR. Data spektrum
yang dihasilkan dari spektrofotometer NIR tumpeng tindih dan rumit sehingga
digunakan kemometrik secara kualitatif (LDA, SVM, dan SIMCA) agar model
klasifikasi varietas serbuk daun jambu biji dapat terbentuk. Model klasifikasi yang
telah terpilih selanjutnya akan divalidasi dengan metode validasi silang, yaitu
LOOCV (Leave One Out Cross Validation) dan 2FCV (Two Fold Cross
Validation).
Hasil penentuan kadar fenolik total serbuk daun jambu biji varietas jambu
biji bangkok, jambu biji merah, dan jambu biji kristal dihasilkan kadar fenolik total
varietas jambu biji bangkok lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lain dengan rata-rata kadar fenolik total sebesar 4,41 + 1,00 mg GAE/g serbuk sedangkan
varietas jambu biji merah mendapatkan rata-rata sebesar 3,80 + 0,42 mg GAE/g
serbuk dan varietas jambu biji kristal mendapatkan rata-rata sebesar 1,78 + 0,50 mg
GAE/g serbuk. Hasil tersebut didukung dengan uji One-Way ANOVA dan uji
lanjutan Post-Hoc yang menunjukkan signifikansi < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan terdapatkan perbedaan kadar fenolik total yang signifikan dari ketiga
varietas jambu biji tersebut.
Penentuan model klasifikasi dengan menggunakan spektroskopi NIR
menghasilkan akurasi sebesar 100% pada ketiga model klasifikasi. Model
klasifikasi yang telah terpilih kemudian divalidasi silang dengan metode LOOCV
dan 2FCV. Validasi LOOCV dilakukan dengan mengeluarkan ser data dari sampel
BK1, MR2, dan KR1 secara bergantian. Validasi LOOCV dan 2FCV menghasilkan
nilai akurasi 100% karena seluruh sampel berhasil dikategorikan sesuai dengan
varietasnya. | en_US |