Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Negeri 1 Genteng dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Lengkung Ditinjau dari Gaya Belajar
Abstract
Pembelajaran matematika sangat berperan penting dalam bidang pendidikan, salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi pembelajaran matematika yaitu kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan penyampaian gagasan matematika secara lisan maupun tulisan yang dimiliki siswa. Pembelajaran matematika di sekolah juga menuntut siswa untuk dapat mengkomunikasikannya secara matematis, salah satu materi pembelajaran matematika di kelas IX sekolah menengah pertama adalah materi bangun ruang sisi lengkung. Banyak pengaplikasian yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari, dari materi tersebut siswa diharapkan mampu mengkomunikasikannya dengan baik. Tingkat kemampuan komunikasi matematis yang bermacam-macam dipengaruhi juga oleh beberapa aspek salah satunya yaitu cara siswa dalam menerima informasi pembelajaran atau bisa disebut dengan gaya belajar. Gaya belajar merupakan metode yang digunakan untuk belajar menerima informasi, sehingga gaya belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa macam gaya belajar yang bisa mendominasi siswa antara lain gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan komunikasi matematis siswa dengan gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuaitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Genteng kelas IX-G. Intrumen dalam penelitian ini yaitu soal tes kemampuan komunikasi matematis, angket gaya belajar dan pedoman wawancara.
Hasil dari penelitian ini yaitu siswa yang bergaya belajar visual, memiliki kecenderungan mampu mengekspresikan gagasan matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual. Siswa mampu memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi gagasan matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya dan dinilai cukup mampu menggunakan istilah-istilah, notasi matematis, dan struktur-strukturnya dalam menyajikan gagasan, menggambarkan hubungan dan model situasi. Siswa yang bergaya belajar auditorial memiliki kecenderungan kurang mampu mengekspresikan gagasan matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual. Siswa mampu memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi gagasan matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya dan siswa auditorial cukup mampu menggunakan istilah-istilah, notasi matematis, dan strukturstrukturnya dalam menyajikan gagasan, menggambarkan hubungan dan model situasi. Siswa yang bergaya kinestetik memiliki kecenderungan cukup mampu mengekspresikan gagasan matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikan serta menggambarkannya secara visual. Siswa mampu memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi gagasan matematis baik secara lisan, tulisan maupun dalam bentuk visual lainnya dan dinilai cukup mampu menggunakan istilah-istilah, notasi matematis, dan struktur-strukturnya dalam menyajikan gagasan, menggambarkan hubungan dan model situasi.