Mitos Mimpi dalam Masyarakat Jawa Desa Umbulrejo Kabupaten Jember
Abstract
Mitos mimpi merupakan kepercayaan masyarakat terhadap mimpi yang
diyakini sebagai suatu pertanda atau ramalan masa depan. Mitos mimpi berasal
dari tuturan nenek moyang yang diwariskan kepada generasi selanjutnya. Salah
satu masyarakat yang memercayai mitos mimpi adalah masyarakat Jawa di Desa
Umbulrejo Kabupaten Jember, yang mayoritas masyarakat pendukungnya adalah
orang tua. Beberapa masyarakat pendukungnya memercayai mimpi sebagai suatu
pertanda dari Tuhan. Bahkan mereka mengatakan telah membuktikan
kebenarannya. Meskipun tidak diketahui dari mana asal-usulnya, masyarakat tetap
memercayainya sebagai suatu kebenaran. Tak jarang pula orang tua mencoba
menuturkan dan meyakinkan generasi muda untuk ikut memercayai mitos mimpi.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
etnografi. Sumber data pada penelitian ini adalah informan yang memahami
tentang mitos mimpi. Data-data yang diambil adalah kata-kata, tindakan, serta
segala informasi yang berkaitan dengan wujud mitos mimpi, fungsi mitos mimpi,
aspek psikologis dalam mitos mimpi, dan pemanfaatan mitos mimpi untuk
pendidikan dalam masyarakat Jawa Desa Umbulrejo Kabupaten Jember. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi,
transkripsi dan terjemahan. Selanjutnya, analisis data pada penelitian ini yaitu
reduksi data, penyajian data, prosedur analisis data, penarikan kesimpulan dan
verifikasi temuan.
Hasil penelitian ini yang pertama menunjukkan wujud mitos mimpi
terbagi menjadi tiga, yaitu (1) cerita masyarakat mengenai mitos mimpi, (2)
simbol-simbol dalam mimpi, dan (3) ritual dalam mitos mimpi. Menurut
masyarakat, mimpi terbagi menjadi tiga, yaitu puspo yoni, gondo yoni, puspo
tajem. Kepercayaan terhadap mitos mimpi tidak terlepas dari simbol-simbol di
dalamnya. Melalui simbol-simbol tersebut dapat menentukan apakah mimpi
dengan pertanda baik atau buruk. Mimpi juga dapat diketahui menjadi kenyataan
jika terjadi pada hari atau jam tertentu. Selain itu, masyarakat juga melakukan
ritual dengan tujuan untuk menolak datangnya bala atau kesialan. Kedua, mitos
mimpi dalam masyarakat Jawa memiliki fungsi, yaitu (1) media hiburan, (2)
Memberikan petunjuk hidup bagi masyarakat penganutnya, (3) menyampaikan
pesan atau ajaran secara simbolik, dan (4) meningkatkan keimanan kepada Tuhan.
Ketiga, kepercayaan terhadap mitos mimpi tidak terlepas dari aspek-aspek
psikologis dalam masyarakat, yaitu (1) aspek kognitif, (2) aspek emosi, dan (3)
aspek hubungan interpersonal. Keempat, mitos mimpi dalam masyarakat dapat
dijadikan sebagai materi seminar sebagai upaya melestarikan mitos mimpi sebagai
bagian dari kebudayaan dan sikap bijak menanggapinya.
Saran yang dapat diberikan adalah (1) bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan
untuk mengkaji lebih mendalam terkait hal-hal yang belum dibahas pada
penelitian ini, seperti pebedaan pemaknaan mitos mimpi di masing-masing daerah
sehingga hasil penelitiannya semakin lengkap dan bervariasi. Selain itu, wujud
simbol mimpi dalam penelitian ini hanya terbatas pada simbol kosmos, simbol
binatang, simbol alam, dan simbol manusia/tubuh. Dengan demikian peneliti
selanjutnya dapat mengkaji simbol-simbol mmpi secara lengkap, agar
pengetahuan masyarakat semakin luas. (2) bagi masyarakat, hendaknya tetap
melestarikan mitos mimpi sebagai warisan budaya nenek moyang. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat
bahwa dibalik kebudayaan pasti ada nilai dan pelajaran yang dapat diambil.