dc.description.abstract | Metarhizium anisolpliae adalah suatu cendawan entomopathogen yang
dapat tumbuh secara alami di lahan di seluruh dunia dan merupakan penyebab
penyakit pada berbagai serangga dan bersifat parasit. Dengan demikian
cendawan yang memiliki sifat entomophatogen digunakan sebagai biological
insecticide untuk mengendalikan sejumlah serangga hama seperti belalang, anaianai,
thrips
dan
digunakan
untuk
mengendalikan
nyamuk
penular
malaria
sedang
dalam
penyelidikan (Barry, 2007). Metabolit sekunder yang dihasilkan jamur ini
adalah mikotoksin yang disebut destruksin, yang merupakan siklodepsipeptide
dengan lima asam amino ( Brousseau et al, 1996).
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Penelitian daya
hambat Metarhizium anisopliae terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae sebagai
pengembangan materi pokok bahasan jamur di SMA dilakukan secara in vitro dengan
menggunakan metode pengendalian hayati yaitu dengan cara mengukur jari-jari pada
setiap perlakuan. Pengujian pendahuluan ini dilakukan sebelum melakukan uji akhir
tanpa melakukan pengulangan dan analisis. Hasil uji pendahuluan ini digunakan
sebagai acuan dalam penentuan daya hambat Metarhizium anisopliae terhadap
pertumbuhan Shigella dysenteriae pada pengujian akhir. Uji pendahuluan ini
bertujuan untuk mencari persentase penghambatan pertumbuhan Shigella dysenteriae
yang diberi jamur antagonis Metarhizium anisopliae. Kontrol yang digunakan adalah
bakteri Shigella dysenteriae tanpa jamur antagonis.
Penelitian tentang daya hambat Metarhizium anisopliae terhadap
pertumbuhan Shigella dysenteriae, sebelumnya dilakukan karakterisasi bakteri uji
dilakukan sebelum pengujian daya hambat Metarhizium anisopliae terhadap
viii
pertumbuhan Shigella dysenteriae. Hal ini bertujuan agar bakteri uji yang digunakan
sesuai dengan yang diinginkan serta agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan
bakteri uji selain itu juga dilakukan Identifikasi Morfologi Jamur Metarhizium
anisopliae.
Jamur Metarhizium anisopliae memiliki daya hambat terhadap bakteri
Shigella dysenteriae, hal ini ditunjukkan dengan rerata jari-jari bakteri Shigella
dysenteriae yang pada hari ke-6 sudah tidak mengalami pertumbuhan. Pada hari
ke-6 menunjukkan titik eksponensial penghambatan, yang merupakan waktu yang
efektif untuk menghambat bakteri Shigella dysenteriae.
Pada besarnya persentase penghambatan Jamur Metarhizium anisopliae dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae pada hari ke-1 besar
persentasi penghambatannya adalah 0%, kemudian pada hari ke-2 persentase
penghambatannya naik menjadi 12%. Semakin hari persentase penghambatannya
semakin besar, hal ini dapat dilihat pada hari ke-7 besar persentase penghambatannya
sudah mencapai 47%.
Daya hambat Metarhizium anisopliae terhadap pertumbuhan Shigella
dysenteriae pada masing-masing perlakuan dilakukan analisis dengan menggunakan
ANOVA dengan 3 kali pengulangan. Berdasarkan hasil uji statistik Anova persentase
daya hambat jamur Metarhizium anisopliae terhadap pertumbuhan bakteri Shigella
dysenteriae menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan F hitung sebesar
147.394. Mengingat 0,000< 0,05; maka H
ix
0
: ditolak dan H
: diterima. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa jamur Metarhizium anisopliae dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Shigella dysenteriae.
1
Penelitian yang telah dilakukan mengenai daya hambat jamur Metarhizium
anisopliae terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae, dapat digunakan sebagai
pengembangan materi pokok bahasan jamur berupa artikel yang nantinya dapat
digunakan sebagai pengembangan bahan bacaan bagi siswa SMA mengenai pokok
bahasan jamur. | en_US |