dc.description.abstract | Perairan menjadi salah satu wadah alami yang rawan pencemaran akibat
limbah baik dari pemukiman maupun pabrik. Logam berat menjadi salah satu
polutan yang sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia. Pengendapan logam
berat di perairan akan memicu terjadinya sedimentasi. Biota laut yang umumnya
mencari makan di dasar perairan memiliki risiko besar untuk tercemar logam berat.
Pantai Tratas merupakan pantai tempat bermuaranya salah satu sungai yaitu Kali
Tratas dimana merupakan salah satu sungai di kawasan Muncar yang telah tercemar
oleh limbah industri perikanan. Pantai Tratas merupakan tempat bagi masyarakat
pesisir yang berprofesi sebagai nelayan untuk mencari kerang. Kerang yang paling
banyak dikonsumsi masyarakat sekitar adalah Kerang Kepah (Polymesoda erosa).
Pantai Tratas yang merupakan bekas TPI pertama di Muncar mengalami
pencemaran dengan kondisi air laut yang sudah menghitam dan mengeluarkan bau
menyengat. Kerang kepah merupakan hewan yang hidup pada dasar perairan
dengan membenamkan diri ke dalam substrat yang berlumpur sehingga peluang
untuk terkontaminasi logam berat Cd besar. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis penurunan kandungan Cd pada Kerang Kepah (Polymesoda erosa)
dengan pemanfaatan jeruk nipis di perairan Pantai Tratas serta menganalisis
efektifitas larutan jeruk nipis dalam menurunkan kandungan logam berat Cd pada
kerang kepah dengan konsentrasi 30%, 60%, dan 90% selama 20 menit.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Sampel pada penelitian
ini adalah kerang kepah sebanyak 24 sampel yang diambil pada satu tempat
pengepul kerang Dusun Tratas. Penelitian dilakukan dengan melakukan
perendaman sampel kerang menggunakan larutan jeruk nipis. Sampel dibagi
menjadi 4 kelompok perlakuan diantaranya kelompok kontrol (0%), perlakuan 1
(30%), perlakuan 2 (60%), dan perlakuan 3 (90%). Tiap sampel kerang digunakan
sebanyak 50 gr. Pada masing-masing kelompok perlakuan dilakukan replikasi
sebanyak 6 kali dengan waktu perendaman masing-masing selama 20 menit dan
penirisan 15 menit. Setelah itu, dilakukan pengujian kandungan logam berat Cd
pada laboratorium UPT. PMP2KP Banyuwangi.
Berhasarkan hasil penelitian, pada kelompok kontrol (0%) rata-rata
kandungan logam berat Cd sebesar 0,1099 mg/kg dimana hasil tersebut
menunjukkan telah melewati ambang batas maksimum yang diizinkan menurut
Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 5 Tahun
2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan Olahan yaitu
sebesar 0,1 mg/kg. Pada perlakuan 1 (30%) rata-rata kandungan logam berat Cd
sebesar 0,0759 mg/kg dengan penurunan sebesar 30,39%. Pada perlakuan 2 (60%)
rata-rata kandungan logam berat Cd sebesar 0,0651 mg/kg dengan penurunan
sebesar 40,76%. Serta pada perlakuan 3 (90%) rata-rata kandungan logam berat Cd
sebesar 0,0621 mg/kg dengan penurunan sebesar 43,49%.
Pada penelitian ini, konsentrasi paling efektif dalam menurunkan
kandungan logam berat Cd pada konsentrasi 90% (P3), sehingga disimpulkan
semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin efektif menurunkan
kandungan logam berat Cd. Saran yang diberikan berdasarkan penelitian ini adalah
diharapkan Dinas Lingkungan Hidup mengadakan pemantauan dengan pengujian
kandungan Cd dan logam berat lain secara berkala pada perairan Pantai Tratas
untuk memonitoring pencemaran logam berat. Bagi masyarakat diharapkan
memanfaatkan jeruk nipis untuk perendaman sebelum pengolahan daging kerang
dan mengonsumsi makanan yang mengandung zinc yang tinggi untuk mengurangi
terjadinya keluhan akibat keracunan logam berat Cd. Sedangkan bagi peneliti
selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjut terkait variasi lama perendaman serta
kandungan logam berat lain pada kerang kepah atau jenis kerang lain yang berasal
dari perairan Pantai Tratas, daya terima masyarakat terhadap konsumsi kerang
setelah perendaman, serta kemampuan jeruk nipis dalam menurunkan pengawet
yang kemungkinan ditambahkan sebelum kerang didistribusikan. | en_US |