dc.description.abstract | Tanaman kemuning (Murraya paniculata) termasuk suku Rutaceae yang
biasa tumbuh pada daerah-daerah tropis seperti di Indonesia, secara tradisional
daunnya banyak dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan, mengobati haid
tidak teratur, keputihan, dan reumatik. Penggunaan daun kemuning untuk
menurunkan berat badan sudah dilakukan bertahun-tahun secara tradisional, namun
belum dikembangkan secara klinis. Penggunaan daun kemuning dalam pengobatan
tentunya didukung oleh kandungan kimia seperti senyawa flavonoid, alkaloid,
saponin, tanin, steroid, dan terpenoid. Beberapa penelitian menunjukan aktivitas
penghambatan terhadap enzim lipase yang dapat digunakan sebagai obat obesitas
pada ekstrak daun kemuning salah satunya senyawa flavonoid. Aktivitas
penghambatan enzim lipase diperlukan suatu inhibitor. Inhibitor bertugas untuk
menghambat proses katalitik suatu enzim yang telah menempel pada substrat,
sehingga aktivitas enzim dalam menghasilkan produk menjadi terhambat. Pada
penelitian ini digunakan fraksi-fraksi dari ekstrak daun kemuning untuk melihat
adanya aktivitas penghambat lipase. Aktivitas penghambat lipase pada fraksi-fraksi
ekstrak daun kemuning dilihat dari hasil nilai IC50. Fraksi-fraksi ekstrak daun
kemuning diperoleh dari proses fraksinasi metode Kromatografi Cair Vakum
(KCV) dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol sesuai sifat
kepolaritasnya.
Tahapan penelitan diawali dengan proses deffating (pembuangan lemak)
pada simplisia daun kemuning menggunakan pelarut n-heksana. Setelah di
deffating, disaring dan didapatkan ampas. Ampas dari proses deffating yang
menggunakan pelarut n-heksana kemudian diekstraksi menggunakan metode
maserasi-sonikasi dengan pelarut etanol 70% dan diremaserasi 2 kali tanpa proses
sonikasi lalu di pekatkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak
kental daun kemuning. Besar rendemen ekstrak kental daun kemuning yang
diperoleh yaitu 19,939%. Ekstrak kental yang didapatkan kemudian di fraksinasi menggunakanmetode Kromatografi Cair Vakum (KCV) dengan proses elusi secara
gradien yaitu n-heksana, etil asetat, metanol dan didapatkan fraksi sebanyak 21.
Setelah itu fraksi-fraksi di kelompokkan sesuai hasil pemeriksaan penampak noda
KLT dan didapatkan 8 fraksi. Besar rendemen masing-masing fraksi A sampai H
yaitu sebesar 1,202%; 1,333%; 1,798%; 3,917%; 3,574%; 4,196%; 16,846%; dan
14,471%.
Langkah selanjutnya yaitu uji aktivitas penghambatan lipase yang dilakukan
dengan kontrol positif orlistat beserta sampel uji (fraksi-fraksi). Uji aktivitas
penghambatan lipase ditentukan dengan nilai IC50. Semakin kecil nilai IC50, maka
semakin besar daya penghambatan aktivitas antilipase. Daya penghambatan lipase
yang tinggi berdasarkan nilai IC50 terdapat pada fraksi D sedangkan yang memiliki
aktivitas penghambatan lipase rendah yaitu pada fraksi H. Nilai IC50 penghambatan
lipase menunjukkan perbedaan bermakna antar sampel yang dianalisis dengan Uji
Post Hoc (LSD, p<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, fraksi D yang tergolong dalam
senyawa semi polar pada bagian pelarut kombinasi n-heksana dan etilasetat tunggal
dengan penghambatan lipase paling baik diharapkan mampu menghambat aktivitas
lipase pada proses hidrolisis lemak dalam tubuh. Fraksi D termasuk dalam senyawa
semi polar, karena dilihat pada jumlah perbandingan presentase fase gerak antara
n-heksana dan etil asetat tunggal lebih besar di etil asetat tunggal. Sedangkan fraksi
H yang tergolong dalam senyawa polar dengan pelarut kombinasi etil asetat tunggal
dan metanol memiliki aktivitas antilipase yang lebih rendah dibandingkan dengan
fraksi lainnya. Fraksi H termasuk dalam senyawa polar, karena dilihat pada jumlah
perbandingan presentase fase gerak antara etil asetat tunggal dan metanol lebih
besar metanol. Oleh karena itu perlu adanya pengujian lebih lanjut untuk
mengetahui senyawa aktif yang berperan dalam fraksi tersebut, serta kinetikanya
dalam menghambat aktivitas enzim lipase. | en_US |