Studi Komparasi Penerapan Type of Shot pada Aspek Rasio 9:16 dan Aspek Rasio 16:9: Studi Kasus Video Klip Sweet Talk – Sheryl dan Video Klip Jangan – Marion Jola
Abstract
Menentukan aspek rasio dalam produksi film atau video klip sangat
diperlukan guna memastikan video klip yang dibuat sesuai dengan media
penayangannya dan dapat menghindari terjadinya distorsi visual. Beragamnya
platform mengharuskan para kreator lebih mengerti tentang tata cara konversi,
sehingga sebuah video klip dapat semakin luas didistribusikan dan disebarluaskan
tidak hanya pada media yang sifatnya publik, tapi juga personal bahkan pada media
praktis dengan mobilisasi tinggi seperti smartphone. Video klip sebagai media
hiburan harus memperhatikan aspek sinematografi terutama type of shot dan
penggunaan aspek rasio. Tujuan penelitian mendeskripsikan perbandingan
penerapan type of shot pada video klip Sweet talk – Sheryl dengan aspek rasio
vertikal dan video klip Marioan Jola – Jangan aspek rasio horisontal.
Peneliti menggunakan teori sinematografi, yaitu type of shot untuk
menganalisis dan menggunakan aspek rasio sebagai pendukung teori utama.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian adalah kualitatif dan dijabarkan
secara deskriptif dengan teknik perbandingan untuk menganalisis type of shot dan
aspek rasio. Objek penelitian ini adalah video klip Sweet Talk – Sheryl dan video
klip Jangan – Marion Jola ft Rayi Putra. Teknik pengumpulan data yang digunakan
penulis adalah observasi dan studi pustaka. Teknik analisi data dengan reduksi data
dilanjutkan dengan pengumpulan screen shot pada video Sweet Talk – Sheryl dan
video klip Jangan – Marion Jola berdasarkan type of shot. Penyajian data pada
kedua video klip dilakukan dengan menyajikan potongan-potongan gambar serta
uraian analisis sebagai menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Hasil penelitian menunjukan bahwa, konsep video klip Sweet Talk – Sheryl
dan video klip Jangan – Marion Jola ft. Riyan Putra cenderung kearah performance,
pada awal sampai akhir video klip hanya berfokus pada penampilan penyanyi dari
kedua video klip. Pada kedua video klip ini menerapkan konsep yang sama, dengan
menambahkan visual lirik pada video klip. Video klip ini terlihat lebih menarik
menurut peneliti, karena menerapkan aspek rasio yang berbeda antara vertikal
dengan horisontal. Aspek rasio 9:16 atau vertikal pada video klip Sweet Talk –
Sheryl digunakan sebagai konsep utama dalam pembuatan video klipnya dan
menargetkan pengguna platfrom smartphone. Video klip Sweet Talk – Sheryl
adalah video klip Indonesia pertama yang menggunakan aspek rasio 9:16. Melihat
banyaknya pengguna smartphone, ASUS Indoneisa dan Musica Studio membuat
terobosan dengan memanfaatkan layar dari smartphone dengan aspek rasio 9:16
atau vertikal, karena kenyamanan dari smartphone digunakan secara vertikal. Type
of shot pada video klip Sweet Talk – Sheryl lebih banyak menampilkan shot luas
untuk koreografi. Pada video klip Sweet Talk – Sheryl medium long shot merupakan
shot yang paling banyak digunakan dengan presentase sebesar 47%, guna
menujukan koreografi atau gerakan. Hal ini membuat koreografi terlihat jelas tanpa
mengurangi ekspresi pemain karena dipadukan dengan aspek rasio 9:16 atau
vertikal. Pada penggunaan medium shot dalam video klip Sweet Talk – Sheryl
digunakan beberapa kali saja dengan presentae sebesar 6%, sama halnya dengan
shot medium close up pada video klip Sweet Talk – Sheryl digunakan dengan
presentase 4%, guna untuk menekankan produk smartphone ASUS. Type of shot
yang tidak ditemukan adalah shot close up karena penggunaannya kurang tepat
pada video klip yang menerapkan aspek rasio 9:16 atau vertikal.
Video klip Jangan – Marion Jola ft Rayi Putra menggunakan aspek rasio
16:9 atau horisontal, aspek rasio ini berbanding terbalik dengan yang digunakan
video klip Sweet Talk – Sheryl, keunggulan dari penggunaan aspek rasio 16:9 atau
horisontal dapat dinikmati melalui berbagai platform termasuk pada platform
smartphone, tetapi harus memutar smartphone secara 90 derajat. Kenyamanan
penggunaan smartphone digunakan secara 9:16 atau vertikal. Pada video klip
Jangan – Marion Jola lebih banyak menggunakan varian type of shot. Penggunaan
type of shot pada video klip Jangan – Marion Jola tidak ada yang lebih diunggulkan,
penggunaan type of shot relatif seimbang dan sering digunakan. Sama halnya
viii
dengan video klip Sweet Talk – Sheryl, penggunaan medium long shot dengan
presentase 22% pada video klip Jangan – Marion Jola digunakan untuk
menunjukkan koreografi tetapi view yang luas menyebabkan ekspresi pemain tidak
dapat terlihat dengan jelas. Medium shot dengan presentase 25% pada video klip
Jangan – Marion Jola digunakan untuk melakukan duet dengan Rayi Putra, berbeda
dengan video klip Sweet Talk – Sheryl yang tidak ideal untuk medium shot
digunakan untuk dua tokoh atau lebih. Pada type of shot close up pada video klip
Jangan – Marion Jola digunakan untuk memberikan penekanan pada lirik tertentu.
Video klip Sweet Talk – Sheryl dapat dinikamti secara fullscreen dengan
platform smartphone, karena pada smartphone menggunakan aspek rasio 9:16 pada
layarnya. Penggunaan aspek rasio vertikal atau 9:16 pada video klip Sweet Talk –
Sheryl dalam memvariasi shot karena semakin kecil shot yang digunakan maka
gambar akan semakin padat. Penggunaan aspek rasio 9:16 atau vertikal pada video
klip Sweet Talk – Sheryl tidak dapat memposisikan objek dengan bebas, posisi
objek cenderung ditengah frame. Berbeda dengan aspek rasio horisontal atau 16:9
pada video klip Jangan – Marion Jola lebih dapat memposisikan objek sesuai yang
digunakan. Video klip Jangan – Marion Jola engan aspek rasio horisontal atau 16:9
dapat dinikmati dengan berbagai macam platform.
Penggunaan type of shot dan aspek rasio harus sangat diperhitungkan karena
keduanya saling berkaitan. Dalam pembuatan video klip harus memiliki tujuan
dalam pendistribusiannya, dengan harus memperhatikan aspek rasio agar tepat
dengan media penayangannya.