Analisis Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel Berdasarkan Ideal Problem Solving Ditinjau dari Gaya Belajar Visual-Auditorialkinestetik (Vak)
Abstract
Kemampuan pemecahan masalah tidak dapat dipisahkan ketika belajar matematika. Pemecahan masalah bukan sekedar menjadi tujuan belajar matematika tetapi juga merupakan alat untuk belajar matematika. Hasil TIMSS dan PISA menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah peserta didik di Indonesi sangat rendah. Hal ini dapat dijadikan refleksi terhadap pembelajaran matematika yang telah berlangsung di dalam kelas. Peserta didik perlu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sehingga nantinya dapat bersaing lebih baik di kompetisi internasional. Langkah pemecahan masalah menurut Bransford & Stein disebut dengan IDEAL problem solving yaitu dari I (Identify Problem), D (Define Goals), E (Explore Possible Strategies), A (Anticipate Outcomes and Act), dan L (Look Back and Learn). Terdapat kemungkinan terjadinya perbedaan kemampuan dalam melaksanakan langkah IDEAL problem solving. Kemungkinan ini terjadi karena setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda dalam memahami suatu permasalahan. Perbedaan tersebut disebut dengan gaya belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemecahan masalah Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV) berdasarkan IDEAL problem solving ditinjau dari gaya belajar VAK yaitu Visual, Auditorial, dan Kinestetik. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket, metode tes, metode wawancara, dan metode think aloud. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 21 April – 7 Mei 2021 di SMA Negeri 2 Jember kelas X MIPA 5 dengan jumlah 35 siswa. Pengambilan subjek penelitian dengan melakukan snowball sampling dari tiap tipe gaya belajar tunggal hingga keseluruhan data dianggap jenuh. Berdasarkan analisis hasil tes, wawancara, dan think aloud, disimpulkan bahwa pemecahan masalah peserta didik tiap tipe gaya belajar berbeda-beda dalam menyelesaikan permasalahan materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel berdasarkan IDEAL problem solving. Peserta didik dengan tipe gaya belajar visual cenderung menuliskan informasi yang diketahui dengan membaca soal berkali-kali secara lengkap dan dapat menuliskan permasalahan yang ditanyakan. Selain itu, peserta didik dengan tipe gaya belajar visual cenderung menuliskan 1 startegi dan dapat melaksanakan strategi yang dipilih dengan benar. Peserta didik dengan tipe gaya belajar visual cenderung mengoreksi cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan, dapat melakukan pembuktian kebenaran jawaban, serta dapat menuliskan kesimpulan. Peserta didik dengan tipe gaya belajar auditorial cenderung menuliskan informasi yang diketahui dengan membaca soal sekilas berkali-kali dan dapat menuliskan permasalahan yang ditanyakan. Selain itu, peserta didik dengan tipe gaya belajar auditorial cenderung menuliskan 1 startegi dan dapat melaksanakan strategi yang dipilih dengan benar. Peserta didik dengan tipe gaya belajar auditorial cenderung mengoreksi cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan, dapat melakukan pembuktian kebenaran jawaban, serta dapat menuliskan kesimpulan. Peserta didik dengan tipe gaya belajar kinestetik cenderung menuliskan informasi yang diketahui dengan membaca soal sambil mengetukkan sesuatu pada meja dan dapat menuliskan permasalahan yang ditanyakan. Selain itu, peserta didik dengan tipe gaya belajar kinestetik cenderung menuliskan 1 startegi tetapi belum dapat melaksanakan strategi yang dipilih dengan benar. Peserta didik dengan tipe gaya belajar kinestetik mengoreksi cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan tetapi belum dapat melakukan pembuktian kebenaran jawaban, serta dapat menuliskan kesimpulan.