GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NEED DAN DEMAND MASYARAKAT LANJUT USIA TERHADAP POSYANDU LANSIA (Studi di Desa Klampokarum Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang)
Abstract
Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut menimbulkan masalah terutama
bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Masalah tersebut jika tidak ditangani akan
berkembang menjadi masalah yang kompleks. Posyandu lansia merupakan wahana
pelayanan bagi kaum lanjut usia yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan
preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kabupaten Lumajang
memiliki jumlah penduduk lanjut usia sebesar 360.324 jiwa dari 1.053.425 jiwa
jumlah penduduk Kabupaten Lumajang. Sedangkan jumlah lansia yang dibina oleh
Dinas Kesehatan melalui program posyandu lansia hanya 115.303 jiwa dan sisanya
belum dibina. Puskesmas Tekung merupakan salah satu puskesmas dengan cakupan
pemanfaatan pelayanan posyandu lansia yang cenderung mengalami penurunan
dibandingkan dengan target Renstra yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Lumajang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui need dan demand
lansia terhadap posyandu lansia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian suvey deskriptif, sedangkan jenis
rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua lansia yang mengikuti posyandu lansia yang bertempat tinggal di wilayah
Desa Klampokarum Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang sebanyak 1.534 jiwa.
Sampel penelitian diambil sebanyak 97 lansia yang terdiri atas 329 lansia di RW 1,
312 lansia di RW 2, 302 lansia di RW3, 306 lansia di RW 4 dan 285 lansia di RW 5.
Sampel diambil menggunakan teknik proportional random sampling.
ix
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik responden sebagian besar
berumur 60 – 69 tahun, berjenis kelamin perempuan, tingkat pendidikan rendah, dan
status pekerjaan umumnya bekerja, menjawab benar untuk persepsi Sakit, serta
mengalami kejadian penyakit yang rendah. Kemampuan membayar (ATP) responden
sebagian besar mempunyai jumlah pendapatan lebih dari UMK, pendapatan sendiri,
dan masih mempunyai sisa akhir dari pendapatan, serta mampu membayar iuran
untuk posyandu lansia. Kemamuan membayar (WTP) responden sebagian besar mau
menggunakan posyandu lansia sebagai tempat pelayanan kesehatan dengan alasan
pelayanan mudah dan cepat. Akses informasi yang diperoleh responden tentang
keberadaan posyandu lansia sebagian besar diperoleh dari kader, dan penting untuk
dilakukan promosi, serta tempat pelaksanaan yang mudah dijangkau, nyaman dan
bersih.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti menyarankan agar Dinas
Kesehatan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi petugas pemegang
Program Lansia Puskesmas melalui kegiatan pelatihan, sehingga petugas lebih kreatif
dan inovatif dalam mengembangkan program lansia di wilayahnya serta petugas
kesehatan secara proaktif dapat mengupayakan peningkatan pengetahuan lansia
tentang manfaat dari diadakannya posyandu lansia dengan cara memberikan
penyuluhan dan konseling pada saat pelaksanaan hari buka posyandu. Iuran untuk
menunjang pelaksanaan posyandu lansia bisa ditambah yang diimbangi dengan
peningkatan pelayanan dan kegiatan inovatif lainnya sehingga lansia semakin tertarik
dan semangat untuk mengunjungi posyandu lansia. Untuk keberlanjutan program dan
kebersamaan antar lansia, sebaiknya perlu dibentuk wadah bagi para lansia melalui
perkumpulan informal semacam Paguyuban Lansia, dengan berbagai program, misal:
senam lansia, pemeriksaan kesehatan, pendalaman keagamaan, pembinaan aneka
ketrampilan yang bertujuan mengasah otak, kegiatan kesenian, rekreasi serta hal
positif lainnya untuk menciptakan keseimbangan mental dan spiritual lansia di sisa
hidupnya.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]