Optimasi Butilen Glikol dan Propilen Glikol dalam Sediaan Essens Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai Antioksidan
Abstract
Mekanisme perlindungan untuk melindungi tubuh dari serangan benda
asing ada berbagai macam jenisnya, termasuk perlindungan terhadap radikal
bebas. Pertahanan pertama yang dimiliki oleh tubuh adalah kulit yang menjadi
perlindungan terluar. Kulit adalah organ terluar yang menyelubungi keseluruhan
dari permukaan tubuh manusia serta berfungsi sebagai pelindung tubuh terhadap
serangan benda asing dan efek buruk lingkungan (Tortora dkk., 2009). Berbagai
bentuk kerusakan yang terjadi pada kulit, terutama kulit wajah dapat
menyebabkan terganggunya kesehatan dan juga keindahan dari penampilan, oleh
karena itu perlu perawatan dan antisipasi pada kulit agar tidak mengalami
kerusakan.
Salah satu upaya untuk mencegah dampak negatif paparan radikal bebas
pada kulit yaitu dengan cara menggunakan antioksidan. Penggunaan antioksidan
dapat melawan radikal bebas beserta efek negatifnya termasuk salah satunya
penuaan dini, sehingga antioksidan merupakan senyawa yang dapat sekaligus
berfungsi sebagai agen anti penuaan dini. Antioksidan adalah zat yang mampu
mencegah dan menstabilkan kerusakan akibat radikal bebas melalui mekanisme
menyumbangkan elektron yang dimilikinya kepada radikal bebas tersebut (Hamid
dkk., 2010).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Batubara dkk. (2009) terhadap
28 spesies tumbuhan obat yang ada di Indonesia, salah satu tumbuhan yang
menunjukkan potensi antioksidan yang tinggi adalah secang (Caesalpinia sappan
L.). Pengujian potensi antioksidan secang dilakukan dengan metode DPPH (2,2-
diphenyl-1-picrylhydrazyl) terhadap ekstrak kayu secang dalam pelarut etanol
50% menunjukkan aktivitas antioksidan (IC50) sebesar 6,47 μg/mL. Sebuah
tumbuhan dapat dikatakan mempunyai potensi antioksidan yang sangat kuat
apabila menunjukkan nilai IC50 < 50 ppm (Utari dkk., 2017).
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan
ekstrak kayu secang sebagai sediaan kosmetik yaitu essence ekstrak kayu secang.
Pemilihan jenis sediaan tersebut adalah karena sediaan essence memiliki berbagai
kelebihan, antara lain banyak digemari oleh para pengguna, antara lain karena
dapat menyederhanakan rutinitas perawatan kulit sehingga mempersingkat waktu,
memiliki konsentrasi bahan aktif yang tinggi sehingga dapat memberikan efek
yang maksimal dengan penggunaan dalam jumlah sedikit, mudah digunakan dan
mudah meresap, mampu melembabkan kulit, serta dapat menjadi perawatan wajah
fungsional baik sebagai agen anti aging, antioksidan, dan pencerah. Alasan lain
sediaan essence ini digemari karena pengembangan desain wadahnya yang
menarik serta modifikasi dari bahan pelembab dan penyusun farmasetik lain yang
digunakan (Mitsui, 1997).
Pada penelitian ini, faktor yang dioptimasi yaitu komposisi butilen glikol
dan propilen glikol sebagai humektan terhadap respon viskositas dan pH. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui formula optimum kombinasi
humektan butilen glikol dan propilen glikol pada sediaan essence ekstrak kayu
secang sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan untuk
memperoleh formula optimum yaitu Simplex Lattice Design. Selanjutnya formula
optimum essence ekstrak kayu secang yang diperoleh diuji karakterisasi untuk
melihat sifat fisik sediaan.
Hasil dari penelitian ini yaitu peningkatan komposisi humektan butilen
glikol dapat menurunkan viskositas dan meningkatkan pH sediaan, sedangkan
peningkatan komposisi humektan propilen glikol dapat meningkatkan nilai
viskositas sediaan. Formula optimum essence ekstrak kayu secang terdiri atas
100% butilen glikol dan 0% propilen glikol dengan prediksi nilai respon pH
sebesar 5,069 dan nilai respon viskositas sebesar 2,917 dPa.s. Karakteristik
formula optimum essence ekstrak kayu secang memiliki tekstur cair sedikit
kental, bau khas ekstrak, berwarna kuning kecoklatan, bersifat homogen, dan
memiliki daya sebar sebesar 14 cm.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]