Preparasi dan Evalusai Aktivitas Ko-amorf Atorvastatin Kalsium – Asam Maleat sebagai Antihiperkolesterolemia pada Tikus Strain W
Abstract
Hiperkolesterolemia adalah peningkatan kadar kolesterol dalam darah yang melebihi kadar normal yang dapat membentuk arterosklerosis sehingga dapat menimbulkan terjadinya stroke dan jantung koroner. Salah satu obat golongan statin yang secara klinis digunakan untuk mengurangi peningkatan kadar kolesterol adalah atorvastatin kalsium.
Berdasarkan kelarutan dan permeabilitas dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS), atorvastatin termasuk dalam obat kelas II yang artinya mempunyai permeabilitas tinggi dengan kelarutan rendah. Sifat kelarutan atorvastatin yang rendah tersebut menyebabkan bioavailabilitasnya setelah pemberian per oral hanya sekitar 14%. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan kelarutan aorvastatin kalsium. Salah satu penelitian yang dilakukan yaitu pembuatan ko-amorf. Sistem ko-amorf merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi karena padatan ko-amorf memiliki mobilitas molekul yang tinggi sehingga secara termodinamik lebih mudah larut dibandingkan padatan kristalin. Pembentukan ko-amorf atorvastatin dapat meningkatkan laju disolusi dan kelarutan sehingga dapat meningkatkan kosentrasi atorvastatin dalam plasma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari padatan ko-amorf atorvastatin kalsium-asam maleat hasil dari spray dried dan mengevaluasi aktivitas antihiperkolesterolemia padatan ko-amorf atorvastatin kalsium-asam maleat pada tikus strain wistar.
Sebanyak 24 ekor tikus putih jantan galur wistar dibagi menjadi 4 kelompok. Semua kelompok diadaptasi selama 7 hari dan diukur kadar kolesterol totalnya (T0). Selanjutnya selama 14 hari, tikus dibuat hiperkolesterolemia dengan pemberian 10 ml/kg BB kuning telur dan 0,1% prophyltiourasil (PTU). Kadar kolesterol total kemudian diukur pada hari ke-15 (T15). Setelah itu, setiap kelompok diberi perlakuan berbeda selama 7 hari yaitu kelompok I hanya diberi
pakan standar, kelompok II diberikan CMC Na 0,5%, kelompok III diberikan atorvastatin kalsium, kelompok IV diberikan ko-amorf atorvastatin kalsium – asam maleat selanjutnya diukur kadar kolesterol totalnya pada hari ke-22 (T22). Pengukuran kadar kolesterol total menggunakan metode CHOD-PAP. Data kadar kolesterol yang diperoleh dianalisis menggunakan One-Way ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa padatan ko-amorf atorvastatin kalsium berdasarkan karakterisasi dengan PXRD menunjukkan tidak adanya puncak yang spesifik, karakterisasi dengan DSC sampel mempunyai puncak termogram yang landai dan terbentuknya transisi glass (Tg) pada 160,9⁰C , karakterisasi dengan FTIR terdapat pergeseran dan perubahan puncak serapan yaitu pada bilangan gelombang 3.392 cm-1 (regangan N-H); 1.651 cm-1 (regangan C=O karbonil); 2.967 cm-1 (regangan –OH); dan 1.711 cm-1 (regangan C=O karboksilat), karakterisasi dengan SEM menunjukkan bentuk bulat hingga membentuk agregasi yang saling menyatu dengan permukaan yang berpori. Pada penelitian ini padatan ko-amorf atorvastatin kalsium – asam maleat menunjukkan peningkatan kelarutan jika dibandingkan dengan bahan awal dengan hasil uji statistik one sample t-test dari sampel terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05). Hasil pengujian aktivitas antihiperkolesterolemia menunjukkan padatan ko-amorf atorvastatin kalsium – asam maleat dapat menurunkan kadar kolesterol lebih kecil secara signifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok atorvastatin
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]