dc.description.abstract | Diabetes melitus merupakan penyakit metabolisme kronis yang ditandai
dengan keadaan hiperglikemia. Prevalensi diabetes melitus pada tahun 2019 secara
global mencapai 463 juta jiwa dan diperkirakan akan terus meningkat. Di Indonesia,
prevalensi diabetes melitus mengalami peningkatan hingga 2% dari tahun 2013
hingga 2018. Diabetes melitus tipe 2 merupakan kasus diabetes melitus yang palim
umum terjadi dengan presentase kejadian sebesar 95% dari seluruh kasus diabetes.
Salah satu pendeketan terapi diabetes melitus tipe 2 adalah dengan penghambatan
terhadap aktivitas enzim α-amilase yang berperan dalam hidrolisis karbohidrat
menjadi glukosa. Indonesia merupakan negara dengan sumber kekayaan alam
biotik yang melimpah, termasuk di dalamnya adalah spesies sayuran yang dapat
digunakan sebagai tanaman obat. Hal tersebut mendorong pentingnya evaluasi
potensi sayuran Indonesia serta meningkatkan upaya ketahanan sayuran lokal salah
satunya dengan dimanfaatkan sebagai sumber alternatif agen antidiabetes berupa
suplemen sayuran sembukan kangkung (Ipomoea aquatica), (Paederia foetida
Linn), serta selada air (Nasturtium officinale) yang modern.
Jenis penelitian ini adalah experimental laboratories yang dilakukan di
Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Kimia Fakultas Farmasi Universitas
Jember. Sampel tanaman kangkung, sembukan, dan selada air yang digunakan
diperoleh dari pasar Tanjung, Kabupaten Jember. Tahapan penelitian yang
dilakukan yaitu ekstraksi simplisia kering daun dan batang kangkung, sembukan,
dan selada air kemudian dilanjutkan dengan uji pendahuluan reaksi enzimatis α-
amilase, dan uji aktivitas inhibisi enzim α-amilase menggunakan ELISA reader.
Parameter penghambatan enzim α-amilase ditetapkan dengan menggunakan nilai
IC50 yang merupakan konsentrasi efektif yang dapat menghambat 50% aktivitas
enzim α-amilase.
Hasil uji aktivitas penghambatan enzim α-amilase oleh ekstrak etanol daun
dan batang kangkung, sembukan, dan selada air memiliki nilai IC50 berturut-turut
sebesar 550,4 ± 17,78 μg/mL, 688,013 ± 10,670 μg/mL, dan 609,060 ± 6,489
μg/mL. Sedangkan akarbosa yang digunakan sebagai kontrol positif memiliki nilai
IC50 sebesar 72,626 ± 0,925 μg/mL. Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh dari
masing-masing kelompok perlakuan menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan
enzim α-amilase oleh ekstrak etanol daun dan batang kangkung, sembukan dan
selada air memiliki aktivitas yang lebih rendah dibandingkan akarbosa.
Berdasarkan uji statistika menggunakan one way ANOVA diketahui bahwa adanya
perbedaan nilai IC50 yang signifikan antara akarbosa dengan sampel ekstrak etanol
daun dan batang kangkung, sembukan, serta selada air dengan nilai p < 0,001. Oleh
karena itu, berdasarkan hasil penelitian secara in vitro dapat dikatakan bahwa
ekstrak etanol daun dan batang kangkung, sembukan dan selada air memiliki
potensi untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antidiabetes. | en_US |