Optimasi Tween 80 dan Propilen Glikol dalam Nanokrim Asam Kojat Dipalmitat dengan Palm Oil Sebagai Fase Minyak
Abstract
Masalah yang paling sering dialami oleh masyaratn Indonesia dengan daerah
yang termasuk iklim tropis adalah hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi dapat terjadi
pada kulit yang sering terpapar sinar matahari karena produksi melanin yang
berlebih. Hiperpigmentasi dapat mengganggu penampilan sehingga menurunkan
rasa percaya diri seseorang. Kulit yang bersih dan sehat merupakan dambaan bagi
setiap orang. Asam kojat dipalmitat dapat menjadi agen untuk mengatasi
hiperpigmentasi karena dapat menghambat dalam pembentukan melanin. Asam
Kojat Dipalmitat (AKD) merupakan agen pencerah kulit dengan mekanisme
penghambatan enzim tirosinase pada produksi melanin.
Asam kojat dipalmitat mempunyai sifat yang larut dalam minyak dan
merupakan bentuk ester dari Asam Kojat . Kelebihan bentuk ester dari asam kojat
adalah stabil terhadap panas, cahaya, dan penyimpanan. Rentang konsentrasi
asam kojat dipalmitat untuk aktivitas pencerah adalah 0,4% – 4%. Mekanisme
kerja asam kojat dipalmitat berada pada stratum basal pada lapisan kulit. Asam
kojat dipalmitat perlu menembus stratum korneum menuju stratum basal untuk
memulai aktivitas tersebut.. Pengembangan sediaan topikaldiperlukan guna
meningkatkan efektivitas asam kojat dipalmitat untuk mencapai stratum basal
menuju melanosit .
Nanokrim adalah sediaan yang berbasis nanoemulsi berbentuk setengah padat
dengan tujuan digunakan secara topikal yang memiliki ukuran diameter droplet
20-500 nm. Kelebihan dari sistem nanokrim adalah dapat meningkatkan
efektivitas dan penetrasi dari zat aktif dengan efek samping lebih kecil. Palm oil
merupakan minyak yang menjanjikan dan sesuai digunakan untuk pembuatan
nanokrim sebagai pengantaran topikal Pembentukan droplet dalam fase minyak
terjadi karena penambahan surfaktan dan kosurfaktan
Salah satu komponen pembentuk nanokrim yang berperan vital adalah
surfaktan karena berfungsi dalam penurunan tegangan antarmuka pada fase
minyak dan fase air. Surfaktan tunggal kurang efektif menurunkan tegangan
antarmuka fase minyak dan fase air sehingga perlu adanya kombinasi dengan
kosurfaktan Kosurfaktan bekerja dengan cara menjadikan penetrasi fase minyak
ke dalam area hidrofobik menjadi lebih besar pada monomer surfaktan sehingga
tegangan antarmuka dapat berkurang. Tween 80 dan propilen glikol merupakan
surfaktan dan kosurfaktan yang umum digunakan dalam formulasi sediaan
nanokrim dipilih pada penelitian ini. Hal tersebut juga didasarkan pada kesesuaian
nilai HLB yang digunakan dalam nanoemulsi oil in water (O/W) bernilai >10.
Pada penelitian ini dilakukan optimasi pada jumlah surfaktan-kosurfaktan
pada sediaan nanokrim asam kojat dipalmitat. Tween 80 sebagai surfaktan dan
propilen glikol sebagai kosurfaktan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
formula optimum nanokrim asam kojat dipalmitat terhadap respon yang dipili
yaitu transmitan, viskositas, dan daya sebar. Formula optimum yang didapatkan
selanjutnya dilakukan karakterisasi berupa pH, stabilitas, tipe nanokrim, ukuran
partikel, dan organoleptis.
Hasil dari penelitian yang didapatkan yaitu Tween 80 memberikan nilai
peningkatan pada transmitan dan viskositas. Propilen glikol menurunkan nilai
viskositas dan menaikkan nilai daya sebar serta tidak ada pengaruh interaksi
antara tween 80 dan propilen terhadap nilai transmitan, viskositas, dan daya sebar.
Tween 80 berpengaruh lebih besar dalam meningkatkan transmitan, dan daya
sebar dibandingkan dengan propilen glikol. Formula optimum nanokrim asam
kojat dipamitat yang didapatkan yaitu terdiri dari 31 mL tween 80 dan 4 mL
propilen glikol dengan prediksi nilai transmitan 97,7416% , nilai viskositas
889,861 dPas, dan nilai daya sebar 5 cm. Formula optimum nanokrim asam kojat
diplamitat memiliki tampilan warna putih susu, aroma khas kelapa, dan tidak ada
pemisahan fase; pH 6,88±0,01; ukuran partikel 118,5±5,56 nm; distribusi ukuran
partikel sebesar 0,0591 yang termasuk monodispersi. Pada uji stabilitas, formula
optimum nanokrim asam kojat dinyatakan stabilitas tidak ada perbedaan yang
signifikan. Uji tipe krim menunjukkan bahwa sediaan termasuk tipe minyak
dalam air (M/A).
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]