Studi Tingkat Kepatuhan Menggunakan Kuesioner Tuberculosis Medication Adherence Scale (TBMAS) di Puskesmas Babat Kabupaten Lamongan
Abstract
Tuberkulosis merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis dan menyebar dari orang ke orang melalui udara. Mycobacterium tuberculosis tergolong basil gram positif, memiliki bentuk batang dan dinding sel yang mengandung komplek lipida-glikolipida serta lilin (wax), sehingga sulit untuk ditembus oleh zat kimia. Secara umum, Mycobacterium tuberculosis menyerang pada paru dan sebagian kecil organ lainnya dalam tubuh.
TB termasuk ke dalam urutan tiga besar penyebab kematian sesudah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh rentang usia. Persentase jumlah penderita TB di Indonesia merupakan ketiga terbesar di dunia setelah India dan China. Penyebaran TB sangat dipengaruhi oleh masalah lingkungan, perilaku gaya hidup sehat masyarakat serta ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Meningkatnya jumlah pasien TB disebabkan oleh beragam faktor, di antaranya yaitu kurangnya tingkat kepatuhan penderita untuk berobat dan meminum obat yang merupakan salah satu kunci kesuksesan pengobatannya.
Dalam pengobatan TB, kepatuhan merupakan sejauh mana riwayat pengobatan pasien dalam mengonsumsi obat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam pengobatan. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam pengobatan TB termasuk di antaranya adalah karakteristik pasien, hubungan tenaga kesehatan dengan pasien, tata laksana terapi, dan kondisi dari penyedia layanan kesehatan. Terdapat banyak cara untuk mengukur kepatuhan pada pasien, salah satunya yaitu menggunakan kuesioner. Salah satu kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan pada pasien TB adalah kuesioner Tuberculosis Medication Adherence Scale (TBMAS). Kuesioner Tuberculosis Medication Adherence Scale (TBMAS) merupakan kuesioner yang dikembangkan oleh Yin dkk. pada tahun 2012 yang terdiri dari sembilan faktor secara konseptual yang terkait dengan kepatuhan pengobatan pada pasien TB.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien serta mengetahui profil kepatuhan pasien TB di Puskesmas Babat Kabupaten Lamongan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode cross-sectional. Pada tahap awal penelitian, dilakukan penyiapan instrumen berupa kuesioner yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dilanjutkan dengan uji content validity. Kuesioner ini kemudian dilakukan pengujian pilot survey pada 31 responden untuk mengukur validitas muka dan reliabilitasnya.
Jumlah pasien yang menjadi responden dalam penelitian yaitu sebanyak 23 orang dengan distribusi karakteristik sosiodemografi pasien sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 responden (57%), kategori kelompok usia 41–59 tahun sebanyak 10 orang (44%), tingkat pendidikan formal terakhir mayoritas
berada pada jenjang SMP sebanyak 11 orang (48%), sebagian besar responden bekerja sebagai petani sebanyak 6 responden (27%), sebanyak 9 orang dengan pengobatan ≥2 bulan (39%) dan terdapat 19 pasien dengan pengobatan kategori I (83%). Pada pengukuran tingkat kepatuhan minum obat anti tuberkulosis menggunakan kuesioner TBMAS pada 23 responden, menunjukkan bahwa pasien TB paru di Puskesmas
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]