Peramalan Curah Hujan Harian dengan Jaringan Saraf Tiruan dan General Circulation Model
Abstract
Musim di Indonesia didasarkan atas banyaknya curah hujan yang dikenal
musim penghujan dan musim kemarau. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Timur, Jember memiliki produksi padi, jagung, dan kedelai yang cukup
banyak tiap tahunnya. Sehingga curah hujan memiliki peran penting di bidang
pertanian yang ada di wilayah Jember. Tinggi rendahnya curah hujan dapat
mempengaruhi hasil panen. Untuk meminimalisir masalah tersebut, perlu adanya
model peramalan yang dapat digunakan untuk meramalkan intensitas curah hujan.
Pembuatan model peramalan dapat melalui pendekatan data iklim global dari
General Circulation Model (GCM). GCM memiliki resolusi yang rendah dalam merepresentasikan keadaan
curah hujan skala lokal. Teknik statistical downscaling dapat mentransformasikan
informasi skala kecil dari informasi pada skala besar. Teknik ini dapat
menentukan hubungan fungsional antara variabel respon (iklim lokal) dan
variabel prediktor (iklim skala global). GCM sebagai variabel prediktor memiliki
banyak dimensi yang kemungkinan besar terjadi korelasi antar grid dalam domain
dan multikolinearitas antar variabel prediktor. Banyaknya variabel prediktor
berdasarkan hasil perkalian ukuran domain grid . Reduksi domain GCM
dapat mempermudah penyusunan model peramalan dari statistical downscling.
Metode yang dapat digunakan untuk mereduksi variabel adalah Principal
Component Analysis (PCA). Hasil PCA kemudian digunakan sebagai varibel pada pembelajaran Jaringan Saraf
Tiruan (JST). Model JST menggunakan algoritma backpropagation yang
mengombinasikan banyak hidden layer, banyak neuron dan jenis fungsi aktivasi.