Analisis Kesulitan dalam Menyelesaikan Soal Penjumlahan Pecahan Siswa Kelas V SDN 1 Giri Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Mempelajari matematika tidak terlepas dengan bilangan. Salah satu
bagian dari klasifikasi bilangan adalah bilangan pecahan. Operasi hitung pada
bilangan pecahan membutuhkan pemahaman konsep yang lebih mendalam
dibandingkan dengan operasi hitung bilangan lainnya. Salah satu operasi hitung
bilangan pecahan yaitu penjumlahan. Kesulitan pada materi penjumlahan pecahan
dapat dilihat dari kesalahan yang dilakukan siswa biasanya proses menjumlahkan
yang tidak mengikuti konsep penjumlahan pecahan, seperti menjumlahkan antara
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut. Apabila
penyebutnya masih berbeda, maka harus menyamakan penyebutnya terlebih
dahulu agar dapat menyelesaikan penjumlahan pecahan. Siswa yang mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal penjumlahan bilangan pecahan, terlihat dari
hasil belajar operasi hitung bilangan pecahan yang masih rendah. Guru harus
memahami kesulitan siswa dalam menerima materi khususnya dalam hal ini yaitu
kesulitan siswa dalam memahami materi penjumlahan bilangan pecahan pada
kelas V.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya berbagai kesalahan yang dilakukan
siswa kelas V dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan biasa. Kesulitan
yang dialami siswa memungkinkan terjadinya kesalahan ketika siswa menjawab
soal. Kesalahan tersebut perlu diidentifikasi dan dicari faktor yang dapat
menyebakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) Menelaah kesulitan yang
dialami siswa dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan di kelas V SDN 1
Giri Banyuwangi. (2) Menelaah penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan
soal penjumlahan pecahan di kelas V SDN 1 Giri Banyuwangi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SDN 1 Giri Banyuwangi
dengan jumlah 28 siswa. Instrumen penelitian berupa soal tes dengan banyaknya
soal adalah 5 butir. Metode pengumpulan data menggunakan tes, wawancara dan
angket. Hasil wawancara dan angket dianalisis guna mengetahui penyebab siswa
tersebut melakukan kesalahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan
dapat dikategorikan kesulitan berhitung terdapat 1 siswa, kategori kesulitan
menyamakan penyebut terdapat 7 siswa, dan kategori kesulitan memahami materi
penjumlahan pecahan terdapat 2 siswa. Penyebab siswa yang mengalami kesulitan
disebabkan oleh faktor siswa dan guru. Faktor yang disebabkan oleh siswa, ketika
terdapat kesulitan tidak bertanya kepada guru dan ketika guru sedang menjelaskan
materi yang sedang disampaikan siswa tidak memperhatikan. Faktor yang
disebabkan oleh guru, tidak menggunakan media dan variasi mengajar guru yang
terlihat monoton.