Karakteristik Pola Respon Gas Array Terhadap Aroma Kopi Robusta Sidomulyo dan Bangsalsari Menggunakan Hemisphere Chamber Design
Abstract
Kopi merupakan salah satu komoditi yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Jember. Jenis kopi yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Jember yaitu Kopi Robusta. Kopi robusta menjadi komoditi lokal terutama di Desa Sidomulyo dan Bangsalsari. Kopi yang diseduh mengeluarkan aroma dan cita rasa yang khas karena adanya pengaruh dari kandungan senyawa volatil kopi. Aroma kopi yang khas tersebut dapat diidentifikasi secara human tester. Pendeteksian aroma kopi secara human tester ini bersifat subjektif dan kurang akurat, sehingga diperlukan pengembangan teknologi. Perkembangan teknologi tersebut menghasilkan electronic nose yang dinilai lebih objektif dan akurat dengan sistem kerjanya yang menyerupai sistem indera penciuman manusia. Keoptimalan kinerja dari electronic nose ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh kondisi chamber seperti volume chamber, bentuk chamber, posisi inlet dan outlet pada chamber.
Penelitian ini menggunakan variasi hemisphere chamber yang meliputi chamber 1, chamber 2, chamber 3 dan ring chamber atau chamber 4 dalam mendeteksi aroma kopi Robusta Sidomulyo dan Bangsalsari. Variasi hemisphere chamber tersebut memiliki perbedaan pada posisi inlet dan outletnya. Sensor array pada setiap chamber dalam penelitian ini akan mengukur aroma kopi seduh sebanyak 5 kali pengulangan dalam repeatabilitas sensor. Pengukuran terhadap aroma kopi Robusta Sidomulyo dan Bangsalsari juga dilakukan selama 2 minggu sekali selama 2 bulan dalam uji reprodusibilitas sensor. Reprodusibilitas dan repeatabilitas sensor ini dilakukan untuk mengetahui kinerja sensor pada masing-masing chamber dengan melihat nilai % RSD yang dihasilkan. Setiap chamber yang digunakan juga dilihat pengaruhnya terhadap pola respon yang dihasilkan oleh sensor dalam mendeteksi aroma kopi menggunakan metode analisis PCA.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap variasi chamber yang digunakan mempengaruhi pola respon sensor yang dihasilkan. Setiap chamber menghasilkan pola respon dengan waktu respon sensor dan nilai tegangan sensor yang berbeda. Kondisi setiap chamber seperti posisi inlet, outlet dan volume chamber menyebabkan pengaruh yang berbeda terhadap waktu respon dan nilai tegangan yang dihasilkan. Waktu respon sensor, nilai intensitas tegangan dan hasil analisis PCA dalam penelitian ini menjadi parameter penentu chamber optimum. Chamber 1 terpilih sebagai chamber optimum dalam penelitian ini karena menunjukkan banyak kelebihan pada beberapa parameter tersebut dibandingkan dengan chamber lainnya. Kelebihan chamber 1 dibandingkan chamber lainnya yaitu waktu responnya cepat, nilai tegangan sensor yang cenderung lebih tinggi dan mampu mendukung sensor array dalam membedakan aroma kopi Robusta yang berbeda secara baik.
Variasi chamber yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kinerja sensor yang baik dilihat dari nilai RSD pada uji reprodusibilitasnya. Semua chamber dalam penelitian ini menghasilkan nilai RSD secara keseluruhan yaitu dibawah 20% yang menunjukkan sensor array bekerja dengan baik. Chamber 1 memiliki nilai RSD yang cenderung lebih kecil dibandingkan chamber lainnya. Nilai RSD yang kecil pada chamber 1 tersebut membuktikan bahwa sensor gas array pada chamber 1 mampu bekerja lebih baik dibandingkan chamber lainnya.