dc.description.abstract | Dalam pembelajaran harus terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Penggunaan metode yang sama secara terus menerus dapat menimbulkan kejenuhan
dalam diri siswa. Hal ini menyebabkan siswa malas, bosan dan kurang tertarik dalam
pelajaran matematika dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Untuk menarik
minat siswa guru tidak hanya menerapkan satu metode saja. Berdasarkan data hasil
belajar siswa dan wawancara awal dengan guru kelas IV SDS Nasional, diperoleh
keterangan bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi operasi hitung pecahan
masih kurang. Hal ini terbukti dari hasil ulangan 16 siswa atau 62% dari 26 siswa
memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan yang ditetapkan di SDS Nasional, yaitu
60. Aktivitas siswa sebelum penelitian belum begitu baik, aktivitas siswa hanya
mencatat, menulis, mendengarkan, dan menghafal saja karena guru kelas IV selama
ini hanya menggunakan metode ceramah, siswa kurang dilibatkan secara langsung
dalam proses belajar mengajar sehingga aktivitas siswa kurang baik.
Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai permainan monopoli pada sub
pokok bahasan operasi hitung pecahan pada siswa kelas IV SDS Nasional Kalisat
Tahun Pelajaran 2010/2011? (2) bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai permainan monopoli (3)
bagaimanakah peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa setelah penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai permainan monopoli. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif
tipe TGT disertai permainan monopoli sub pokok bahasan operasi hitung pecahan (2)
untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran (3)
untuk mengetahui bagaimana ketuntasan belajar siswa dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai permainan monopoli.
Pengambilan data dilaksanakan di SDS Nasional kelas IV yang terdiri dari 26
siswa, 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Metode pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
adalah kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 05 Mei
2011 sampai 20 Mei 2011. Data yang dikumpulkan berupa aktivitas siswa, aktivitas
guru, dan tes individu.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dimulai dari tahap guru
mengajar, siswa belajar kelompok, melakukan permainan, dan guru memberikan
penghargaan. Pada tahap mengajar, guru menjelaskan materi soal cerita pecahan
dengan jelas dan suara keras. Awalnya guru mengalami kesulitan menguasai kelas,
namun hal itu dapat diatasi dengan melakukan perbaikan pembelajaran disetiap
pertemuan. Hasil observasi aktivitas guru dalam menjelaskan materi memperoleh
persentase 100%. Pada tahap belajar kelompok, siswa mengerjakan LKS dengan
berdiskusi. Pembelajaran kelompok yang kali pertama dikenalkan kepada siswa
membuat suasana kelas menjadi ramai, dengan perlahan guru pemberian pengarahan
dan bimbingan terhadap siswa, sehingga hal tersebut tidak terjadi lagi. Rata-rata hasil
pengerjaan semua kelompok mencapai 100%. Tahap melakukan permainan monopoli
pada tiap pertemuannya mengalami peningkatan dari 73,08% pada pertemuan I
menjadi 100% pada pertemuan IV. Permasalahan kurangnya pemahaman siswa
terhadap aturan permainan monopoli dan materi pembelajaran dapat diatasi dengan
bimbingan guru dan semangat siswa untuk mendapatkan nilai lebih baik. Pada tiap
pertemuan, guru memberikan penghargaan pada kelompok ataupun siswa yang berprestasi dalam belajar, hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Rata-rata aktivitas siswa pada setiap siklus meningkat, Pada siklus I aktivitas
siswa mencapai 83,85% dan pada siklus II meningkat 7,69% menjadi 91,54%.
Ketuntasan hasil belajar siswa juga meningkat pada setiap siklus yaitu pada siklus I
mencapai 76,92% dan pada siklus II mencapai 92,31%, maka rata-rata ketuntasan
hasil belajar siswa adalah 84,62%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa
mengalami peningkatan aktivitas dari siklus I ke siklus II sebesar 7,69% dan hasil
belajar pada materi operasi hitung pecahan juga meningkat 15,4% dari siklus I ke
siklus II. Saran yang perlu dipertimbangkan baik bagi guru ataupun peneliti lain
yaitu, berdasarkan penelitian penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT disertai
permainan monopoli dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa. | en_US |