Dampak Keikutsertaan Petani dalam Penyuluhan Pertanian Terhadap Produktivitas Usaha Tani Tebu di Provinsi Jawa Timur
Abstract
Tebu merupakan salah satu komoditas perkebunan terpenting di Provinsi 
Jawa Timur. Komoditas ini perlu mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah 
dan stakeholder terkait. Agar produktivitas usaha tani tebu di Provinsi Jawa Timur
terus meningkat. Rachmat (2016) dan Sukmana (2021), salah satu upaya untuk 
meningkatkan produktivitas usaha tani tebu di Provinsi Jawa Timur adalah melalui 
penyuluhan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
karakteristik petani dan produktivitas usaha tani tebu di Provinsi Jawa Timur, 
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan petani dalam 
penyuluhan pertanian di Provinsi Jawa Timur dan menganalisis dampak 
keikutsertaan petani dalam penyuluhan pertanian terhadap produktivitas usaha tani
tebu di Provinsi Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan data survei rumah tangga usaha perkebunan 
tahun 2014. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 2.893 petani, dengan 
kelompok petani yang ikut serta dalam penyuluhan pertanian sebanyak 430 petani 
dan kelompok petani yang tidak ikut serta dalam penyuluhan pertanian sebanyak 
2.463 petani. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan analitis. 
Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan purposive method atau secara 
sengaja yaitu di Provinsi Jawa Timur. Analisis deskriptif digunakan untuk 
menganalisis karakteristik petani dan produktivitas usaha tani tebu yang dihasilkan 
oleh petani di Provinsi Jawa Timur. Analisis regresi logistik digunakan untuk 
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan petani dalam 
penyuluhan pertanian di Provinsi Jawa Timur. Analisis propensity score matching
(PSM) digunakan untuk menganalisis dampak keikutsertaan petani dalam 
penyuluhan pertanian terhadap produktivitas usaha tani tebu yang dihasilkan oleh 
petani di Provinsi Jawa Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok petani yang ikut serta 
dalam penyuluhan pertanian memiliki karakteristik lebih baik dibandingkan 
kelompok petani yang tidak ikut serta dalam penyuluhan pertanian. Petani yang ikut 
serta dalam penyuluhan pertanian memiliki rata-rata pendidikan 7,89 tahun, luas 
lahan 2,74 hektare, dan produktivitas usaha tani tebu yang dihasilkan rata-rata 72 
ton/ha, sedangkan petani yang tidak ikut serta dalam penyuluhan pertanian
memiliki rata-rata pendidikan 5,96 tahun, luas lahan 0,88 hektare, dan produktivitas 
usaha tani tebu yang dihasilkan rata-rata 61 ton/ha. Faktor yang berpengaruh 
signifikan terhadap keikutsertaan petani dalam penyuluhan pertanian adalah 
pendidikan, penguasaan lahan, luas lahan, keanggotaan kelompok tani, bibit, 
keikutsertaan dalam mitra, dan jenis lahan. Penyuluhan pertanian berdampak positif 
terhadap peningkatan produktivitas usaha tani tebu di Provinsi Jawa Timur. 
Produktivitas usaha tani tebu petani yang ikut serta dalam penyuluhan pertanian
lebih tinggi sebesar 9,04 ton/ha dibandingkan petani yang tidak ikut serta dalam 
penyuluhan pertanian. Oleh karena itu, itu pemerintah harus mendorong petani 
untuk menerapkan cara budidaya yang baik dengan memaksimalkan peran 
penyuluhan pertanian untuk meningkatkan produktivitas usaha tani tebu. Di lain 
pihak, penerapan cara budidaya tebu yang baik perlu diikuti dengan sinergi semua 
stakeholder, kebijakan peningkatan teknologi serta revitalisasi industri gula 
nasional secara simultan, sehingga rendemen tebu yang dihasilkan dapat 
ditingkatkan. Hal ini penting dalam upaya memberikan insentif bagi petani tebu dan 
sekaligus merdorong adopsi teknologi oleh petani untuk peningkatan produktivitas.
Collections
- MT-Agriculture [9]
