Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antelmintik Ekstrak Metanol Biji Petai Parkia speciosa Hassk terhadap Caenorhabditis Elegans
Abstract
Penyakit infeksi yang paling umum dan tersebar di seluruh dunia adalah
infeksi cacing, walaupun jarang menyebabkan kematian, infeksi cacing dapat
berdampak terhadap gizi, pertumbuhan fisik, mental, kognitif, dan kemunduran
intelektual khususnya bagi anak-anak. Penggunaan antelmintik yang tersedia
secara berulang dan tidak tepat telah menyebabkan perkembangan resistensi pada
banyak spesies parasit di seluruh dunia, mendorong dilakukannya evaluasi
terhadap tanaman obat yang memiliki sumber alternatif sebagai antelmintik salah
satunya dengan pemanfaatan aktivitas antelmintik dari tanaman petai (Parkia
speciosa Hassk).
Berdasarkan latar belakang tersebut, pada penelitian ini dilakukan skrining
fitokimia dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan uji aktivitas
antelmintik dengan metode mikrodilusi pada ekstrak biji petai terhadap
Caenorhabditis elegans. Skrining fitokimia yang dilakukan pada ekstrak biji petai
meliputi uji alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan polifenol. Pada uji aktivitas
antelmintik, ivermectin digunakan sebagai kontrol positif, sedangkan DMSO 2%
digunakan sebagai kontrol negatif.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji petai
mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, dan terpenoid.
Hasil uji aktivitas antelmintik ekstrak biji petai berupa nilai persentasi
kematian terhadap Caenorhabditis elegans. Nilai persentase kematian yang
semakin besar menunjukkan kemampuan antelmintik yang semakin besar. Nilai
persentase kematian oleh ekstrak biji petai terhadap C. elegans adalah sebesar
61,683% ±9,251. Keterulangan hasil uji dapat diterima karena sesuai dengan
persyaratan pengujian berbasis sel yaitu nilai CV < 30%. Nilai persentase
kematian ivermectin sebagai kontrol positif yaitu 100% dengan CV 0%. Efikasi
ovisidal atau larvasida dari agen antelmintik efektif bila mencapai 90%, sehingga
metode yang digunakan sudah benar. DMSO 2% sebagai pelarut tidak
memberikan penghambatan terhadap pertumbuhan cacing C. elegans
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]