Peran Terapi Applied Behavior Analysis (ABA) Dalam Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Autis Ringan Usia 4-5 Tahun Di SLB STARKIDS Jember
Abstract
Gangguan perkembangan yang dialami anak autis ringan di SLB Starkids Jember salah satunya adalah perkembangan bahasa.
Terapi ABA dipilih untuk membantu meningkatkan perkembangan bahasa anak autis berdasarkan pertimbangan bahwa komunikasi dua arah yang aktif, menambah kosakata sederhana, mampu mengungkapkan apa yang anak inginkan dan yang tidak diinginkan, mampu menyimak perkataan orang lain diperlukan agar anak autis ringan dapat sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran terapi Applied Behavior Analysis (ABA) dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak autis ringan usia 4-5 tahun di SLB Starkids Jember. Analisis data yang dipaparkan di dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi yang dilakukan yaitu untuk mengamati anak autis ringan ketika mengikuti terapi ABA dalam meningkatkan perkembangan bahasa. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran terapi ABA dalam meningkatkan perkembangan bahasa anak autis ringan, terapi ABA dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak autis ringan di antaranya perkembangan bahasa ekspresif : 1) Mengungkapkan apa yang diinginkan, 2) Mengungkapkan apa yang tidak diinginkan. Perkembangan bahasa reseptif: 1) Anak mampu menyimak, 2) Anak mampu memahami perintah, 3) Anak mampu memahami pertanyaan. Untuk meningkatkan perkembangan bahasa ekspresif, terapis berperan memberikan stimulus agar anak mengatakan apa yang diinginkan. Stimulus berupa pertanyaan misalkan benda apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan anak, menawarkan permainan, menirukan kata seperti mengucap salam (peran melatih). Untuk meningkatkan bahasa reseptif, terapis berperan melatih kemampuan anak, memberikan instruksi, memberikan clue (petunjuk) non verbal, membimbing melalui prompt fisik ketika anak tidak merespon.